MENELADANI AKHLAK MULIA NABI IBRAHIM AS
(Untuk Menyongsong Pemimpin Bangsa Kedepan)
Oleh: Busyro Muqoddas (Ketua PP Muhammadiyah)
Disampaikan dalam Khutbah Idul Adha 1439 H di Universitas Muhammadiyah Malang
Assalaamu’alaikum wr wb
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَه بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُذْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا* أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَ الرَّسُوْلُ اللهِ * أَللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَ مَنْ تَبِعَه بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ * أَمَّا بَعْدُ* فَيَا عِبَادَ اللهِ * أُوصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَ اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
أللهُ أَكْبَرُ أللهُ أَكْبَرُ أللهُ أَكْبَرُ لا إلَه إِلِّا اللهُ أللهُ أَكْبَرُ أللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ
Kaum Muslimin dan Muslimat Yang Dirahmati Allah.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa bersyukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang senantiasa menganugerahkan nikmat-Nya kepada kitadan bangsa kita. Begitu besar dan tak terbatas nikmat itusehingga manusia tidak akan mampu menghitungnya. Maka marilah kita tingkatkan kualitas kesyukuran kita dengan cara menyempurnakan kualitas ketaatan, kedisiplinan dan keikhlasan beribadah kita ke hadirat Allah SWT seraya merenungi peringatan Allah SWT di dalam Al-Quran, surat Ibrahim ayat 7:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Alhamdulillah , pada hari ini, tanggal : 10 Dzulhijjah 1439 Hijriyyah bertepatan dengan tanggal 22 Agustus 2018, umat Islam se dunia merayakan hari raya Qurban. Kita merayakannya dalam arti menjalankan perintah syari’ah Islam dengan menegakkan solat dua raka’at di lapangan. Dalam hari ini pula dan 3 (tiga) hari kedepan ( hari tasyriq ), umat Islam yang sedang dianugerahi kecukupan rezeki, diwajibkan untuk menyembelih hewan kurban. Dua amalan ini merupakan amaliah dari perintah Allah di dalam Al-Qur’an surat Al Kautsar yang artinya :
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat kepadamu yang banyak. Maka dirikanlah solat karena Tuhanmu dan ber- korbanlah “.
Dalam kesempatan singkat yang mulia ini mari kita menggali tentang “apa hikmah dan makna” dibalik perintah solat dan berkurban terhadap Nabi Ibrahim untuk “menyembelih” Ismail anaknya sendiri. Mari kita telaah beberapa ayat dari kitab suci terakhir yaitu Al-Qur’an al Karim.
1. Dikisahkan dalam Al-Qur’an tentang permohonan Nabi Ibrahim untuk memperoleh anak yang soleh sebagaimana tersebut di dalam surat As Saffat (ayat :100) :
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya : “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku anak yang soleh “.
2. Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim sebagaimana disebutkan dalam surat yang sama pada ayat ke 101 :
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Artinya : “Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar (Ismail).”
3. Kegembiraan Nabi Ibrahim atas anaknya (Ismail) adalah lambang kecintaan otentik seorang “Bapak terhadap Anak” . Namun Allah swt menguji iman dan ketaatan Nabi Ibrahim dengan turunnya perintah Allah untuk menyembelih Ismail. DiperintahkanNYA di dalam surat yang sama dalam ayat (102) :
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya : “ Maka tatkala anak itu sudah sampai ( pada umur sanggup) berusaha bersama-sama dengan Ibrahim, berkatalah Ibrahim : ‘ Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa akan menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu. Ismail menjawab : ‘ wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah ) kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar “.
4. Ketika Nabi Ibrahim hampir saja melaksanakan perintah Allah itu, maka dengan Ke-Maha KekuasaanNya, Allah Yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahim (Penyayang) membalas ketaatan, kesabaran dan kecintaan Nabi Ibrahim terhadap Allah dengan mengganti Ismail dengan seekor domba yang besar. ( Surat As Saffat, ayat : 107 )
Saudaraku Kaum Muslimin Muslimat yang dirahmati Allah.
Mutiara Hikmah dan makna dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail di atas adalah suatu pelajaran melalui ayat-ayat metaforik (tamsil) bagaimana “metoda/cara” Allah memberikan pendidikan kepada umat manusia untuk mensyukuri (dengan ama dan cara yang benar ) atas nikmat yang telah dianugarahkan kepada semua hambaNya. Di antara butir-butir Mutiara Hikmahnya adalah :
Saudaraku Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah.
Sebagai penutup khutbah, marilah kita siapkan diri kita dengan lebih sungguh-sungguh untuk meluruskan arah kehidupan diri dan keluarga kita sekaligus kehidupan berbangsa. Yaitu menjadi keluarga dan keluarga bangsa yang lebih berani bersikap jujur untuk mempertahankan nilai-nilai relijius, tolong-menolong dalam kebenaran dan keadilan serta kemanusiaan. Sebagai keluarga besar umat Islam dan perintis serta pendiri negeri ini, kita diberi kemampuan spiritual, mental dan politik untuk meneladani jiwa dan akhlak Nabi Ibrahim As.
Umat Islam wajib secara syar’i dan secara konstitusional untuk mengawasi jalannya tata kelola sumber perekonomian nasional maupun di kawasan Jawa Timur ini (sumber daya alam, APBD,infra struktur dll) dengan penuh jiwa pengorbanan yang ikhlas karena Allah, dan sebagaimana pengamalan nyata Amanat UUD 1945 Pasal 33 (ayat:3) : “bahwa kekayaan alam semesta dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia (sendiri)”. Bukan untuk dipersembahkan kepada rakyat dan bangsa asing. Jika salah urus dan ingkar amanat, maka jangan lupa peringatan langsung dari Allah di dalam ayatNya :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya :
“ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi,tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. ( Al Qur’an, surat Al A’raaf : 96).
Akhirnya, marilah kita bermohon kehadirat Allah SWT untuk kebahagiaan kita bersama, masyarakat, bangsa dan negara kita:
Ya Tuhanku, anugerailah aku hikmah dan pertemukanlah dengan orang-orang soleh. Jadikanlah aku sebagai buah bibir ( pewaris kebaikan ) bagi generasi penerusku,dan jadikanlah aku pewaris surgaMu yang penuh kenikmatan.(Ibrahim 83-85)
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sebagai (sasaran) fitnah dari orang-orang yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari orang-orang kafir. (Q.10 : 85-86).
Ya Tuhan kami,jauhkanlah kami dari azab neraka jahanam karena sesungguhnya azab itu sebagai kebinasaan yang kekal dan seburuk-buruk tempat tinggal.(Q.25: 65-66)
Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan agar aku dapat melakukan amal sholeh yang Engkau ridzoi, serta berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak keturunanku. Sungguh aku bertobat kepadaMu dan aku termasuk hamba yang berserah diri.(Q. 46: 15)
Wassalaamu’alaikum WR WB