Madrasah Mu’allimin Yogyakarta Diharap Menjadi Suluh Kemanusiaan dan Peradaban
Dibaca: 258
MUHAMMADIYAH.ID, BANTUL — Sebagai sekolah kader Muhammadiyah, peran Madrasah Mu’allimin dalam melahirkan kader yang telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air menunjukkan kiprah konkrit. Tidak hanya dilingkup persyarikatan, kader alumni Mu’allimin berperan dalam ketajaman wawasan kemanusiaan, bangsa, umat dan persyarikatan.
Hal tersebut disinggung Ahmad Syafi’i Ma’arif, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2000-2005 pada Sabtu (16/11) dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Hajah Yuliana di Kompleks Madrasah Mu’allimin Yogyakarta, Sedayu, Kabupaten Bantul.
“Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta telah lebih dari seabad berkiprah mencerdaskan anak bangsa. Para lulusannya telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dan menunjukkan kiprah konkrit. Saya sebagai salah satu alumnus madrasah ini pertengahan abad yang lalu merasakan betul bahwa pembentukan karakter dan akhlak sangat ditekankan kepada para siswa,” tutur Buya.
Kini, Mu’allimin memasuki abad kedua usianya didorong untuk mengembangkan diri menampung besarnya minat untuk belajar di Mu’allimin dari seluruh penjuru. Pengembangan Madrasah Mu’allimin di Kecamatan Sedayu, kabupaten Bantul menjadi harapan baru agar lebih banyak lagi yang bisa menimba ilmu di madrasah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini. Selain gedung kelas yang representative, Mu’allimin juga sedang membangun Masjid Hajah Yuliana sebagai bagian integral dengan kampus Mu’allimin.
“Mu’allimin di abad keduanya ini bisa memulai pembangunan masjid Hajah Yuliana (ibunda dari pengusaha Yendra Fahmi) Masjid ini didesain untuk menampung sejumlah 2.000 jama’ah. Yendra Fahmi merupakan pengusaha asal Minang yang menjadi donatur pembangunan Masjid ini,” tambahnya.
Sementara, Yendra Fahmi selaku donatur menyampaikan terima kasih kepada Buya Syafi’i dan tim pengembangan kampus Mu’allimin yang telah memberikannya kesempatan untuk berpartisipasi dalam upaya pengembangan kampus terpadu. Kampus masa depan yang akan menjadi tempat bersemainya kader Muhammadiyah yang akan memimpin persyarikatan, umat dan bangsa, serta mampu menjadi suluh kemanusiaan dan peradaban.
“Masjid yang terintegrasi dengan klinik dan perpustakaan modern ini semoga sesuai dengan niat kita bersama untuk membuat program pendidikan karakter yang terintegrasi, tidak lagi berdiri sendiri, stand alone,” ucap Yendra.
Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah memiliki komitmen dalam pengembangan karakter tentu akan terus berusaha menjadikan dirinya sebagai mikirokosmos dari masyarakat sipil, yang peduli dan berkeadilan. Menurutnya, madrasah atau lembaga pendidikan harus memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kehidupan sehari-hari, mengintegrasikan segala bentuk fasilitas yang dijiwai oleh iklim kepedulian dan penghormatan terhadap sesama.
Dalam blueprint Masjid rencananya akan berbentuk segi empat berlantai tiga, dengan tinggi kurang lebih 21 meter. Masjid ini juga akan dibuatkan tangga ramp untuk difabel, serta akan dihiasi dengan kaligrafi kufi sebagai symbol identitas dan nuansa Islami. Selain ruang utama untuk sholat, di lantai lain juga disediakan ruang perpustakaan dan klinik dengan konsep modern. (a'n)
Tags:
Arsip Berita