Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kunjungan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, H.E. Mr. Mourad Belhassen pada Kamis (6/4) yang datang dalam rangka mempererat hubungan dengan Muhammadiyah.

Tunisia sebagai Negara yang sedang tumbuh, mengajak Muhammadiyah untuk bekerjasama dalam beberapa hal terutama bidang pendidikan. “Maka kalau ada kerjasama di bidang pendidikan dapat membantu dan bisa saling memajukan,” ujar Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat menyambut Duta Besar Tunisia.

Haedar mengatakan, kerjasama yang akan dilakukan adalah program pertukaran pengajar atau dosen yang dapat mengajar di bidang islamic study dan bahasa. “Tentu ini memerlukan langkah berikutnya dari Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah dan beberapa universitas Muhammadiyah,” ujar Haedar.

Dalam pertemuan itu Haedar juga menyampaikan tentang perkembangan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan dalam berbagai hal dengan Tunisia, meskipun demikian, Haedar mengatakan Indonesia dan Tunisia memiliki spirit yang sama ketika melakukan usaha reformasi pada proses demokratisasi yang luar biasa.

Indonesia dengan kontrusksi negara pancasila tidak akan menjadi negara sekular dan tidak boleh menjadi demikian. “Indonesia tidak bisa lepas dari umat islam, proses demokrasi dan demokratisasi itu meniscayakan eksistensi umat islam tanpa menghilangkan peran dan posisi umat yang lain,” jelas Haedar.

Haedar juga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia sebagai negeri muslim terbesar dan Tunisia sebagai negara demokratis perlu meningkatkan kerjasama. “Hal itu untuk membangun dunia islam yang lebih maju, demokratis, dan bisa sejajar dengan bangsa lain dalam proses bangsa ini kedepan,” tutup Haedar.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Suyatno, dan juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bahtiar Effendy. (raipan)

Kategori: nasional

• 2020
• 2019
• 2018
• 2017
• 2016
• 2015
• 2014
• 2013
• 2012
• 2011