Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Ketum PP Nasyiah: Jangan Pernah Memandang Perempuan sebagai Mahluk yang Lemah

Homepage

Ketum PP Nasyiah: Jangan Pernah Memandang Perempuan sebagai Mahluk yang Lemah

Sabtu, 22-04-2017
Dibaca: 314

YOGYAKARTA, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Kajian Rutin Malam Sabtu (Kamastu) yang diselenggarakan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah DIY kali ini spesial membahas hari Kartini di Gedung Muhammadiyah DIY.

Saat ini, Kartini hanya dipandang sebagai suatu simbol seorang pejuang emansipasi wanita Indonesia oleh masyarakat tanpa melihat sisi lain dari seorang Kartini.

Dosen UIN Sunan Kalijaga, Inayah Rohmawati mengatakan, Kartini saat ini hanyalah dijadikan simbol oleh pemerintah dalam ranah sosial dan politik untuk mengkontrol gerak perempuan Indonesia.

“Kartini sebaiknya jangan hanya dijadikan sebagai suatu simbol saja, karena di balik simbol itu banyak hal yang dapat kita terapkan dalam kehidupan seperti tradisi literasi, kritis, dan juga mengkombinasikan intelektualisme dan aktivisme, itulah yang dilakukan Kartini”,ujarnya, Jumat (21/4).

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini menambahkan bahwa saat ini perempuan haruslah memiliki gerakan, tetapi yang terorganisir.

“Perempuan Indonesia haruslah bergerak pada suatu pergerakan dan itu haruslah terorganisir dengan baik”, katanya.

Diyah juga menambahkan bahwa dalam sejarah, Kartini turut menjadi inspirator bagi KH. Dahlan melalui buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang kemudian melahirkan empat tokoh perempuan yang dikenal sebagai tokoh ‘Aisyiyah.

Akan tetapi Diyah menekankan bahwa Kartini adalah tokoh pergerakan perempuan, dan bukan tokoh gerakan perempuan.

Oleh karena itu, dalam kajian ini Diyah berharap siapapun janganlah pernah memandang perempuan sebagai mahluk yang lemah. Karena saat ini sering terjadi kasus kekerasan, dan yang menjadi korban hampir semua adalah perempuan.

“jangan memandang kami sebagai orang yang lemah, kita sebagai perempuan juga harus dapat berelasi dengan laki-laki agar tidak ada yang namanya kesenjangan. Itulah mengapa, saat ini perempuan sudah harus bisa mengadvokasi diri sendiri”, tutupnya. (dzar)

 

 

Reporter: Bobby Irwanda                                                                                                                                                         


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website