Dakwah Kontemporer dalam Wacana Islam Berkemajuan
Dibaca: 784
MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL ‒ Peluncuran 12 buku tentang Muhammadiyah pada 4 November 2016 lalu, memperlihatkan bahwa organisasi Muhammadiyah merupakan salah satu dari sedikit subyek kajian yang paling banyak dikaji, baik oleh kalangan dalam maupun luar negeri.
Keduabelas buku tersebut berbeda dengan substansi kajian terdahulu tentang Muhammadiyah, yang menampilkan berbagai dinamika kontemporer salah satu dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia. Yang menjadikan dinamika tersebutbisa tidak sinkron satu sama lain atau bahkan kontradiktif. Fenomena ini mengindikasikan lingkungan luar Muhammadiyah yang berubah baik pada tingkatan nasional maupun internasional.
Seperti dikatakan gurubesar sejarahFakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra proses ‘menjadi Muhammadiyah’ secara teoritis tidak akanpernah selesai karena perubahannyayang terus terjadi di lingkungan dalam dan luar Muhammadiyah, baik secara domestik maupun internasional.
“Dalam perjalanannya, generasi demi generasi, lapisan tokoh dan akitivis Muhammadiyah masing-masing memiliki karakter dan pesona,” ucap Azyumardi dalam Pengajian Ramadhan 1438 H PP Muhammadiyah yang diadakan di Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta pada Jum’at (2/6).
Cendekiawan muslim Indonesia itu menyatakan bahwa generasi Muhammadiyah kontemporer memiliki alasan masing-masing mengapa mereka terpesona, bergabung, dan menjadi penggerak Persyarikatan Muhammadiyah.
Kemudian, berhadapan dengan dinamika domestik dan internasional yang tidak kondusif tersebut, berkembang wacana di dalam Muhammadiyah tentang corak dan karakter dasar Muhammadiyah. Dimana Muhammadiyah merupakan pengikut Ahlus-Sunnah wal Jama’ah dengan pemahaman dan praksis ummatan wasathan atau Islam wasathiyah.
Kemudian Azyumardi menambahkan bahwa Muhammadiyah mempopulerkan istilah dan paradigma ‘Islam Berkemajuan’. Dimana istilah ini mulai digunakan dalam Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 2010lalu untuk menegaskan karakter Muhammadiyahtersebut. (tuti)
Tags: muhammadiyah, islam, kontemporer, berkemajuan
Arsip Berita