Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Haedar: Mi'raj Spiritual Bangun Rohani dan Jiwa yang Muroqobah

Homepage

Haedar: Mi'raj Spiritual Bangun Rohani dan Jiwa yang Muroqobah

Sabtu, 03-06-2017
Dibaca: 1196

MALANG, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak para peserta Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur untuk menjadikan ibadah puasa Ramadhan ini sebagai mi’raj spiritual.

Mi’raj spiritual untuk membangun rohani agar menjadi pribadi yang baik dan memiliki keteguhan jiwa muroqobah.

“Meneguhkan jiwa muroqobah, jiwa yang selalu dekat kepada Allah, merasa diawasi Allah, lalu kita menjadi orang yang sholeh secara akil balik atau matang dan dewasa, karena puasa mengajarkan kita al imsak, menahan diri”, kata dia, di Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (3/6).

Jiwa Muraqabah, lanjut Haedar tidak akan membuat kebaikan karena riya'. Seseorang tidak akan menggunakan tahtanya walau orang itu punya peluang, ketika para pemimpin kita memiliki jiwa muroqobah pasti tidak akan korupsi.

Haedar juga mengajak untuk memupuk dan merawat keberagaman dalam berbangsa dan bernegara dihadapan ribuan peserta Kajian Ramadhan PWM Jatim. “Mari kita pupuk kita rawat untuk mau hidup bersama dan mau berkorban, hal itu diuji saat kita galau terhadap masalah-masalah yang memecah belah kita,” kata dia.

“Tetapi kalau kita masih punya jiwa dan hasrat bersama masih tumbuh, dengan spirit ukhuwah yang otentik. Saya yakin kita bisa menyelesaikan masalah bangsa ini dengan baik, syaratnya satu, kita dan seluruh kekuatan bangsa lebih-lebih para elit bangsa tidak boleh panik terhadap masalah-masalah itu.,” tambah Haedar.

Muhammadiyah, menurut Haedar, telah terdidik untuk memberi, dengan spirit al maun, Muhammadiyah ingin terus berbagi, kepada siapapun dari golongan manapun, tanpa memandang dari mana asalnya. 

Di akhir tausyiyahnya, Haedar mengutip kata-kata Ki Bagus Hadikusumo saat rapat BPUPKI Saya seorang muslim, tetapi saya dan orang dan bangsa indonesia tulen, saya ingin Indonesia Raya dan Indonesia merdeka. Yang dijawab oleh Bung Karno, saya pejuang kebangsaan, tetapi saya seorang muslim, kalau saya buka dada saya, dan lihat hati saya, dan akan terlihat hati islam, dan saya akan bela islam dengan permufakatan dan permusyarawatan. 

“Mudah-mudahan kita bisa belajar dari para tokoh Islam ini”, tutup dia.(dzar)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website