Haedar: Kader Muhammadiyah di PTN Harus Bisa Menyebarkan Misi Dakwah Muhammadiyah
Dibaca: 371
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa Muhammadiyah saat ini tengah memperluas perananya dalam mencerdasakan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan Perguruan Tinggi baik yang ada di Muhammadiyah maupun diluar Muhammadiyah.
Pemanfaatan Perguruan Tinggi tersebut menurut Haedar sangat strategis sebagai pemasok kader bangsa di berbagai lingkungan. Baik dosen dan guru besar dengan berbagai macam keahlian yang dimiliki sangatlah penting.
“Kini Muhammadiyah banyak memiliki peluang baik dalam kepentingan pemikiran maupun hal yang taktis dan stratgeis yang sesungguhnya memelukan back up dari Perguruan Tinggi. Lebih-lebih dalam kehidupan umat dan bangsa saat ini, karena memang terkadang Muhammadiyah banyak tawaran dalam memberikan solusi pemecahan masalah yang dihadapi pemerintahan salah satunya adalah masalah redistribusi lahan,” ungkap Haedar saat menghadiri acara Silaturahim Keluarga Alumni Muhammadiyah Universitas Gajah Mada (UGM), Jumat (16/6) di Hotel UC UGM.
Maka dari itu, lanjut Haedar pemikiran-pemikiran dalam memecahkan masalah tersebut tidak mungkin dapat tersampaikan jika tidak didukung oleh pikiran-pikiran dengan konsep dan program yang datang dari kader-kader Muhammadiyah, khususnya dari Alumni Keluarga Muhammadiyag UGM.
Dalam pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah kata Haedar, Ia diberikan amanah agar bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk dapat berkomunikasi agar kader-kader serta keluarga Muhammadiyah yang ada di PTN dapat menyebarluasakan misi dan pikiran-pikiran Muhammadiyah. “Banyak anak-anak dari keluarga Muhammadiyah masuk ke PTN tetapi belum terbina oleh IPM maupun IMM dan akhirnya lari ke organisasi lain, yang mungkin di dalam kampusnya tidak memperoleh pengetahuan bagaimana perspektif islamnya Muhammadiyah. Sehingga penting untuk mengkomunikasikannya secara intens,” ucap Haedar.
Selain itu, lanjut Haedar Muhammadiyah juga memiliki keperluan dalam menghadapi dinamika islam dan kebangsaan yang tidak sesuai, bahkan untuk meyakinkan kelompok-kelompok yang mungkin terlalu ke kanan maupun ke kiri bahwa Muhammadiyah berada di tengah islam yaitu wasatiyah sangat memerlukan argumentasi yang kuat.
“Jika kader-kader Muhammadiyah dalam mengirim pesan dakwah dari hati maka orang lain juga akan menerimanya dengan hati,” pungkas Haedar. (lukman/dzar)
Tags: muhammadiyah, perguruan tinggi, kader, islam
Arsip Berita