Ganjar: Pendidikan Kebencanaan dapat Disisipkan Melalui KBM di Sekolah
Dibaca: 378
MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAGELANG - Penyelenggaraan Konferensi Nasional Penanggulangan Bencana (Konas PB)2017 di Universitas Muhammadiyah Magelang merupakan sebuah bentuk kepedulian masyarakat Indonesia terhadap upaya pengurangan risiko bencana. Secara umum Jawa Tengah merupakan daerah yang rawan bencana, maka peran masyarakat dan pemerintah dapat memperkecil risiko bencana.
Masyarakat Klaten bisa menjadi contoh dengan konsep sekolah sungai untuk pengurangan risiko bencana di Klaten. “Pengalaman teman-teman Klaten telah dilihat oleh dunia sebagai inspirasi untuk pengurangan risiko bencana berbasis pendidikan kepada masyarakat,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam pembukaan Konas PB 2017, Selasa (22/8).
Ganjar juga mengatakan bahwa pendidikan kebencanaan dapat disisipkan pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Seperti pengalamannya dalam evakuasi dini saat bencana erupsi Gunung Lawu. “Guru SD saya berkata, kalau tanah terjadi retakan dan keluar semburan air yang keruh. Maka segera menyelamatkan diri ke daerah yang lebih aman,” kata Ganjar.
Sejalan dengan Ganjar, Ketua Panitia, Budi Santoso, mengatakan bahwa Konas PB 2017 merealisasikan pendidikan bencana melalui Lomba Cerdas Cermat (LCC) Kebencanaan dan Kunjungan Lapangan. Dua kegiatan bencana ini merupakan upaya pengurangan risiko bencana berbasis pendidikan.
“Dengan mengasah kompetensi siswa SD tentang kebencanaan dan memberikan wawasan tentang kebencanaan melalui simulasi gempa bumi yang dilakukan oleh Sekolah yang menjadi tempat kunjungan lapangan. Praktik Simulasi gempa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Ma’arif Muntilan sebagai salah satu penanaman pendidikan bencana kepada peserta dan siswa SLB tersebut,” tutup Budi Santoso. (raipan)
Tags:
Arsip Berita