Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Said Tuhuleley: Kerja Pemberdayaan Tidak HBoleh Berhenti Pada Diklat

Homepage

Said Tuhuleley: Kerja Pemberdayaan Tidak HBoleh Berhenti Pada Diklat

Selasa, 22-05-2012
Dibaca: 1984

 

Yogyakarta – Pendidikan dan Latihan (Diklat) IV pertanian terpadu yang diselenggarakan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah selama tiga hari antara (16-18/5/2012) berlangsung lancar dan sukses. Acara yang dilaksanakan di Balai Diklat Pertanian Yogyakarta, ditutup langsung oleh ketua MPM PP Muhammadiyah, Said Tuhuleley.

 

Pada acara penutupan, Said menyampaikan harapan-harapan agar jangan sampai Diklat yang telah dilaksanakan hanya berhenti sampai Diklat itu sendiri. Bahwa apa yang sudah didapatkan dalam Diklat harus segera dipraktikkan dalam kehidupan pertanian di tempat masing-masing, sebab praktik adalah bagian dari dakwah. Dakwah jangan ditunda-tunda. Tanpa ada upaya dan langkah nyata, dakwah hanya akan menjadi kata-kata dan harapan semata, karena itu dakwah  harus dibumikan.

 

“Upaya untuk berhasil membutuhkan proses, dalam proses tersebut jangan takut gagal, sebab dari kegagalan itu kita akan tahu letak masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan,” jelas Said. MPM selama 24 jam menurut Said, siap jika diminta untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. MPM sudah memiliki cukup fasilitator dan ahli untuk membantu.

 

Said Tuhuleley mencontohkan, keberhasilan Diklat yang diselenggrakan di Sumatra Barat dan Magelang, Jawa Tengah. Dalam Diklat di Sumatra Barat, model pertanian yang telah diperkenalkan oleh Muhammadiyah sekarang telah menjadi model pertanian percontohan, dan menjadi rujukan pengembangan pertanian oleh pemerintah daerah. Hal tersebut terjadi karena, pada saat secara umum tanaman kakao di Sumbar mengalami paceklik, petani yang mendapatkan dampingan dari MPM justru meraih sukses dengan hasil panen kakao yang maksimal.

 

Sedangkan keberhasilan Diklat di Magelang, Said Tuhuleley tidak menjelaskan secara lebih detil sebab para peserta telah menyaksikan sendiri bagaimana hasil dampingan MPM sendiri di Sawangan dan Selo. Dalam Diklat Magelang, Said Tuhuleley memaparkan perjuangan salah satu pioner MPM di daerah bernama Ardianto yang begitu gigih. Dalam berbagai kondisi, ia bersama istrinya bolak-balik Magelang-Yogyakarta untuk berkonsultasi langsung dengan konsultan MPM, Syafii Latuconsina. Hasilnya sudah anda lihat sendiri. Yang kemudian disambut oleh tepuk tangan dari peserta.

 

“Jumlah peserta Diklat IV MPM kali ini diikuti oleh 40 orang dari beberapa daerah seperti Bandra Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah Sekitar DIY ,“ jelas Sekretaris MPM, Bachtiar DK. Ke depan, MPM akan terus mengembangkan model-model yang sudah ada agar lebih optimal sejak dari budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran.

(Mann/Dzar)(mac)


Tags: muhammadiyah, pemberdayaan, said tuhuleley, diklat, mpm
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: majelis pemberdayaan masyarakat



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website