MPM PP Muhammadiyah Gelar Sekam di Mamuju Sebagai Misi Kebangsaan dan Kerisalahan
Dibaca: 466
MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAMUJU – Guna mempercepat laju pembangunan di Sulawesi Barat (Sulbar) dibutuhkan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi sosial kemasyarakatan seperti Muhammadiyah.
Dikatakan Gubernur Sulbar Ali Baal Mashdar bahwa Muhammadiyah memiliki peran penting dalam memberikan masukan terhadap penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Pendek dan Menengah Daerah (RPJPMD) di Sulbar.
Hal tersebut disampaikan Ali Baal dalam Pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Regional Sulawesi dan Gorontalo di Aula Kantor Gubernur Sulbar pada Jumat (22/9).
“Sulbar memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, untuk itu penyelenggaraan Sekam yang diselenggarakan MPM Regional Sulawesi patut diapresiasi karena berperan dalam meningkatkan sumberdaya manusia,” ungkap Ali.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat Wahyun Mawardi, menyatakan bahwa Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makasar Tahun 2015 lalu telah mengamanatkan untuk memberikan perhatian lebih pada pemberdayaan komunitas, khususnya bagi komunitas marjinal seperti petani, nelayan, buruh, dan kelompok dhuafa mustadhafiin.
Pada kesempatan yang sama, Ketua MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nurul Yamin mengatakan bahwa penyelenggaraan Sekam di Mamuju kali ini mengusung tema "Membumikan Spirit Muhammadiyah : Pemberdayaan Untuk Indonesia Berkemajuan".
“Kegiatan ini merupakan penyelenggaraan Angkatan III. Bagi Muhammadiyah, aktifitas pemberdayaan bukan hanya memiliki makna kebangsaan di tengah persoalan kesenjangan sosial,kemiskinan, tetapi juga mengemban misi kerisalahan sepanjang sejarah,” ucap Yamin.
Bagi Yamin keberadaan seorang kader pemberdayaan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai mutlak adanya.
Selain itu, Yamin juga mengatakan bahwa seorang kader pemberdayaan dituntut memiliki kemampuan menjalankan tiga fungs, yaitu pertama, inspiring, yakni menggugah nalar kritis masyarakat sehingga mampu melahirkan inovasi baru untuk kemajuan. Kedua, motivating, seorang kader harus mampu menumbuhkan daya ungkit potensi masyarakat untuk bangkit dan tumbuh berkembang.
“Dan yang terakhir moving, salah satu tantangan dalam pemberdayaan ialah menumbuhkan keberanian untuk menembus mental blok memulai bertindak untuk perubahan kebih baik,” ungkap Yamin.
Bertindak selaku instruktur dalam kegiatan tersebut Ahmad Ma'ruf, Irvan Mawardi, M. Sobar. Sedangkan materi yang disampaikan yaitu terkait Muhammadiyah dan Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Filosofi Pemberdayaan Masyarakat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Pendekatan PRA, Advokasi Kebijakan Publik, Kemitraan dan Fundrising Pemberdayaan Masyarakat, Studi Lapangan, Diskusi Kasus, dan Rencana Tindak Lanjut.
Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 22 hingga 24 September 2017 ini diadakan di Eko Wisata Pantai Malawwa Tapandullu Mamuju Sulbar. (adam)
Tags:
Arsip Berita