Berikan Pemahaman Sejarah Kelam Keberadaan PKI, UMP Adakan Nobar Film G30S PKI
Dibaca: 896
MUHAMMADIYAH.OR.ID, PURWOKERTO-- Ajakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk kembali menonton film G30S/PKI disambut hangat oleh segenap kalangan civitas akademika Univeritas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan, Kerjasama, Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Jebul Suroso mengatakan, PKI memiliki sejarah kelam yang tidak mungkin dihilangkan dari sejarah. Apalagi pemberontakan PKI tidak hanya terjadi sekali dalam perjalanan bangsa ini.
"Bangsa Indonesia saat ini tengah mengalami masa kelabu karena penghianatan PKI. Mari segenap warga negara Indonesia khususnya keluarga besar UMP untuk menyaksikan dan nonon bareng film G30S/PKI pada tanggal 28 September Pukul 19.30 di Auditorium Ukuwah Islamiyah UMP,” ujar Jebul usai rapat koordinasi pelaksanaan nonton film bareng G30S/PKI, Rabu (27/9) di Gedung Rektorat UMP.
Ajakan ini sangat wajar dan penting agar bangsa ini tidak melupakan sejarah. Bahwa pemberontakan PKI itu sudah terjadi berulang-ulang. “Pastikan seluruh keluarga, teman dan saudara kita bisa menyakisikan acara tersebut,” jelasnya.
Menurutnya, nonton film G30S/PKI bagian dari upaya penyadaran para generasi muda bahwa peristiwa kejam itu pernah terjadi. Pihaknya mengajak siapapun untuk tidak menutup-nutupi, apalagi menghilangkannya.
Komando Kesiap Siagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) UMP, Iwan Fakhruddin yang ikut terlibat dalam acara nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI ini mengungkapkan, kegiatan nonton bareng diinisiasi untuk dapat mengambil pelajaran dari peristiwa gelap PKI kepada masyarakat Indonesia saat itu. “Kita punya pengalaman sejarah yang menyakitkan tentang Pancasila melalui film ini kita dapat melihat sejarah tentang perlakuan kejam PKI kepada bangsa Indonesia,” pungkas Iwan.
Diputarkannya film Penghianatan G30S/PKI, lanjut Iwan tidak bermaksud untuk menunjukan sikap pro terhadap masa orde baru atau menentang orde lama. Tetapi merupakan fakta sejarah yang telah terdokumentasi sehingga dapat mengambil hikmah agar partai komunis tidak hidup kembali.
Iwan juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Indonesia yang telah mempertahankan Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pembubaran partai komunis, hal tersebut sebagi benteng bangsa Indonesia menghentikan komunisme. “Harapannya dengan diputarkan film ini, dapat menjadi momen pendidikan bagi generasi muda terhadap kekejaman PKI,” tutupnya. (nisa)
Kontributor : Tegar Roli
Tags:
Arsip Berita