Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Haedar: Sosok Din Syamsuddin Dapat Dijadikan Contoh Revolusi Mental dalam Konteks Kebangsaan

Homepage

Haedar: Sosok Din Syamsuddin Dapat Dijadikan Contoh Revolusi Mental dalam Konteks Kebangsaan

Senin, 20-11-2017
Dibaca: 559

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA –Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 Din Syamsuddin saat ini tengah menjabat sebagai Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta.

Pergantian posisi tersebut diapresiasi oleh Kapolri Jendral Tito Karnavian. Bahkan, Tito mengaku terkejut mendengar dan melihat pergantian posisi yang dilakukan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

"Saya apresiasi yang tinggi kepada Prof Din khususnya, saya jujur dan kaget, apa mungkin dari ketua umum dua priode yang kira-kira satu level dengan Kapolri kalau di Polri, ini turun menjadi Kapospol begitu," ujar Tito pada Ahad (19/11) saat menghadiri Peresmian Koperasi Syariah “Muhammadiyah Business Center” di Jakarta.

Tito menilai, sifat dan karakter Din dapat menjadi contoh teladan yang bisa ditiru semua orang. Terutama, hal yang menyangkut pengabdian terhadap masyarakat.

"Sesuatu karakter, tauladan yang dapat kita tiru semua, kenapa masih terus mengabdi kepada masyarakat, nah itu poin penting buat saya," ucapnya.

Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, sosok Din perlu dijadikan revolusi mental dalam konteks kebangsaan. "Bahwa tokoh siapa pun itu harus selalu mengakar ke bumi dan rakyat memerlukan tokoh yang berada di dekatnya, bukan tokoh yang melambung tinggi ke langit, tetapi tidak berpijak ke bumi," kata Haedar.

Haedar menegaskan, Muhammadiyah terus berkomitmen untuk melakukan gerakan komunitas sebagai sebuah era baru bagi Muhammadiyah. "Yakni, kami ingin hadir mendampingi masyarakat sebagai kekuatan civil society sehingga ke depan masyarakat makin cerdas dan berkemajuan," terang Haedar.

Din mengatakan amanat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu yang kini Ia jabat merupakan bentuk pengabdian kepada Sang Maha Kuasa.

"Bagi kami Muhammadiyah biasa saja. Keterlibatan kami di organisasi sebagai pengabdian bagian dari Allah, sehingga dimana saja sama," ujar Din.

Menurut Din pergantian posisi bukan masalah yang besar. Terpenting baginya niatnya terjun dalam organisasi merupakan kualitas pengabdian.(adam)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website