Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Mu'ti: Muhammadiyah Bertekad Mempersatukan Umat, Bukan Memisahkan

Homepage

Mu'ti: Muhammadiyah Bertekad Mempersatukan Umat, Bukan Memisahkan

Sabtu, 20-01-2018
Dibaca: 291

MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA -- Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah menjelaskan, dalam putusan Pancasila sebagai Darul ahdi Wa Syahadah sudah dibicarakan Muhammadiyah sejak lama. Di Tanwir Muhammadiyah di Lampung pada tahun 2009 juga telah dibahas tentang negara Pancasila yang dinisbatkan atas hubungan antar negara dengan pancasila.
 
"Hal ini telah menunjukkan negara ini memiliki dasar negara yakni pancasila. Tanwir Bandung pada tahun 2012 tela menegaskan kembali bahwa negara Indonesia itu idealnya menggunakan pancasila, " jelas Mu'ti saat menjadi pembicara dalam Seminar Tanwir 1 'Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Surabaya pada Sabtu (20/1).
 
Menurut Mu'ti hal ini dilakukan untuk menegaskan pandangan Muhammadiyah dengan pancasila agar tidak terjadi persepsi bahwa Islam ingin memisahkan diri dari pancasila.
 
Selain itu, Mu'ti juga mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang terpecah belah karena persoalan separatisme.
 
Ia melanjutkan salah satu persoalan separatisme ialah mengenai kesenjangan kesejahteraan. 
 
"Ada kesenjangan yang berkaitan dengan kesejahteraan antar kawasan dan antar golongan," tutur Mu'ti. 
 
Bagaimana konsentrasi kekayaan Indonesia yang terfokus di pulau Jawa dan yang terbesar di Jakarta. 
 
Mu'ti menilai, jika hal ini terus terjadi, pada tahun 2045 ada kemungkinan Indonesia bangkrut, yang disebabkan oleh masalah hukum dan berbagai macam perangkat kenegaraan yang tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
 
Mencegah hal itu, maka Muhammadiyah menggagas konsep Indonesia yang berkemajuan. Indonesia yang tidak bubar dan Indonesia yang tidak bangkrut.
 
"Kita juga melihat gejala deviasi, ada gejala stagnasi (tidak maju-maju) sehingga kita hanya sering membanggakan masa lalu. Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan ini. Jangan eksploitasi kekurangan dan jangan jual kekurangan. Mari bersama-sama menemukan solusi," tegas Mu'ti. 
 
Mu'ti mengatakan Muhammadiyah bertanggung jawab betul atas kemajuan bangsa ini. 
 
"Indonesia ini ada bukan produk dari penjajah. Indonesia ini ada karena ada perjanjian para tokoh bangsa yang harus kita jaga," jelas Mu'ti. 
 
Sehingga menurut Muhammadiyah pancasila itu islami dan tidak bertentangan dengan agama Islam.
 
"Indonesia sudah kuat sebagai NKRI sehingga jangan kita rusak, jangan kita ingkari dan khianati karena itu adalah produk sejarah. Ada tanggung jawab sejarah untuk memelihara ini," imbuh Mu'ti. 
 
Selain itu untuk mengatasi problem bangsa, masyarakat Islam harus menjadi tiang utama negara dan menciptakan masyarakat islam yang sejati, bukan negara Islam. Dan memajukan Indonesia dengan Islam yang berkemajuan. 
 
"Kita termasuk kelompok yang mempersatukan bukan yang mau memisahkan. Karena itu Muhammadiyah tidak menganjurkan warganya meninggalkan negaranya. Namun meninggalkan kebatilan, keburukan, dan kembali kejalan Allah SWT," tutupnya. (Syifa)

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website