RS Islam Cempaka Putih Lantik Direksi Baru
Dibaca: 1819
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA - Bertempat di auditorium RS Islam Jakarta, Cempaka Putih, pada Rabu (14/2) Rumah Sakit Islam Jakarta menyelenggarakan pelantikan Direksi Rumah Sakit di lingkungan Badan Pengurus Harian. Pelantikan tersebut dalam rangka pergantian kepengurusan direksi baru untuk masa jabatan 2018-2022.
Rumah Sakit Islam Jakarta yang merupakan salah satu amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah di dalam bidang kesehatan terdiri dari empat rumah sakit, antara lain RSI Jakarta Cempaka Putih, RSI Jakarta Pondok Kopi, RSI Jakarta Sukapura, dan RS Jiwa Islam Klender.
Pergantian direksi dari empat RS milik Muhammadiyah tersebut berdasarkan pada Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 26/KEP/1.0/D/2018 Tentang Pengangkatan Direksi Rumah Sakit Islam Jakarta Masa Jabatan 2018-2022.
Direksi baru tersebut antara lain; dr. Metta Desvini Primadona Siregar, sebagai Direktur Utama, dr. Rochimiah, sebagai Direktur Pelayanan Medis, dr. Malayanti, sebagai Direktur Penunjang Medis, Drs. Agoes Sulistiyo Dunda, sebagai Direktur Keuangan, dan Rohyadi Anwar, sebagai Direktur SDI & Bindatra.
Dalam sambutan acara pelantikan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Kusnadi Priharto menyampaikan bahwa meski masalah kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah, Rumah Sakit Islam swasta tetap memiliki peran yang besar dalam membantu meringankan beban pemerintah.
“Jumlah seluruh Rumah Sakit di Jakarta adalah sebanyak 187. Kompetisi antar rumah sakit itu hebat. Saya berharap RS Islam Jakarta dapat bersinergi dengan pemerintah untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Kusnadi.
Sementara itu sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto menyampaikan bahwa di tengah tantangan kapitalisme, para direksi dan seluruh karyawan di amal usaha Muhammadiyah perlu untuk senantiasa memperbarui dan menjaga niat bahwa bekerja untuk Muhammadiyah adalah bagian dari beribadah.
“Muhammadiyah adalah gerakan amar makruf nahi munkar sehingga tidak mengutamakan keuntungan dan kapitalisasi,” ujarnya.
Agung juga menyampaikan bahwa jika dahulu yang menghidupi amal usaha Muhammadiyah adalah Persyarikatan, maka keadaannya sekarang sudah terbalik. Amal usaha Muhammadiyah sudah sangat maju dan memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan kegiatannya sendiri.
Selain itu, Agung juga menekankan bahwa kekompakan dan kebersamaan adalah kunci agar amal usaha Muhammadiyah maju.
“Menjalin kerjasama dengan cabang maupun ranting Muhammadiyah juga penting. Karena para da’i Muhammadiyah sering menjadi agen yang secara tidak langsung menyarankan kepada warga Muhammadiyah agar jika berobat pergi ke Rumah Sakit atau PKU milik Muhammadiyah,” ujarnya.
Menurut Agung, Rumah Sakit Islam Jakarta merupakan patokan bagi RS Muhammadiyah di seluruh Indonesia karena kebetulan berada di Ibukota yang mudah sekali untuk disorot jika mendapatkan prestasi atau mendapat hal yang negatif.
“Semoga karena berada di Ibukota ini, RSIJ dapat menjadikannya sebagai ukuran dan perlu untuk terus berbenah,” pungkasnya.(afandi)
Tags:
Arsip Berita