Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Kunjungi SMP Musade, Malik Fadjar: Tantangan Pendidikan Kita Semakin Berat

Homepage

Kunjungi SMP Musade, Malik Fadjar: Tantangan Pendidikan Kita Semakin Berat

Senin, 05-03-2018
Dibaca: 444

SLEMAN, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Abdul Malik Fadjar mengatakan, mendidik anak zaman sekarang itu tidak mudah. Jika dulu saat dinasihati anak cenderung nurut, sekarang tidak. “Tugas pendidik sekarang semakin rumit. Anak banyak menonton televisi, bermain handphone. Tontonan mereka sudah bermacam-macam. Sudah beda anak zaman sekarang”, kata Malik Fadjar saat kunjungan kerja di SMP Muhammadiyah 1 Depok (MUSADE), Kamis (1/3).

Sekolah juga harus selektif saat memilih pendidik. Jangan cari yang ngantukan. Karena itu bisa memberikan contoh tidak baik kepada siswa. Jangan juga yang nggedebus. Tapi harus bisa menerapkan metode PAIKEM. Pengajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Agar sisanya juga senang, sehingga menjadi pintar.

“Guru yang ngantukan jangan disuruh ngajar. Karena itu bisa menular. Jadi guru harus disiaplin, bisa dipercaya apa yang diucapkannya. Menjadi guru itu tidak ada kata pensiun. Hanya status kepegawaiannya saja.” Ungkap mantan Ketua PP Muhammadiyah tahun 2010-2015 ini.

Lembaga pendidikan juga jangan terpaku pada agama tertentu. Harus bisa menerima semua peserta didik. Karena itu menjadi bagian dari karakter pembangunan manusia yang saat ini sedang dicanangkan pemerintah.

Bicara kabupaten Sleman, tantangan ke depan juga berat meningat Sleman sangat strategis. Banyaknya PT serta sekolah yang berkualitas bagus, menjadikan perubahan dan pembaharuan yang muncul saat ini menjadi terkesan membingungkan.

Menurut Kepala SMP Muhammadiyah 1 Depok, Abdullah Mukti, sejak didirikan sekolah ini pernah nyaris tutup. Karena saat itu siswanya tinggal delapan orang saja. Namun, dengan kolaborasi persyarikatan Muhammadiyah mulai dari PWM DIY, PDM Sleman, PCM Depok, dan PRM Maguwoharjo Utara serta selatan beserta ‘Aisyiyah, sekolah ini bisa hidup kembali.

“Tahun 2017 ini kami kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat. Saat ini siswanya ada 386 atau 12 kelas”, ujarnya. (dzar)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website