Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Haedar: Pancasila Harus Menjadi Pijakan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Homepage

Haedar: Pancasila Harus Menjadi Pijakan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Kamis, 15-03-2018
Dibaca: 1747

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA - Pancasila sebagai dasar negara dan agama yang menjiwai nilai-nilai Pancasila telah tertanam kuat dalam ruhani bangsa Indonesia sejak lama.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, seharusnya para elite di negeri ini dapat menjadikan Pancasila menyatu dengan alam pikiran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Agenda penting yang bersifat aktual ialah bagaimana menerapkan dan mewujudkan nilai-nilai agama dan Pancasila dalam mencerahkan kehidupan kebangsaan, sehingga negeri dan bangsa ini tidak kehilangan pijakan.

“Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, seharusnya 5 konsep dalam Pancasila ini harus menjadi pegangan dalam kehidupan, baik oleh elit negeri maupun masyarakat secara luas,” ucap Haedar pada Kamis (15/3) dalam Acara Sharing Session Plantation Executive Development Program yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan Indonesia.

Ditambahkan Haedar, di tubuh bangsa ini bukan verbalisme berbangsa yang harus didengungkan, namun harus masuk ke ranah internalisasi dan pelembagaan nilai sehingga mengaktual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Kebhinekaan jangan menjadi jargon verbal, minus isi dan tindakan,” tegas Haedar.

Selain itu Haedar juga menyampaikan bahwa bangsa ini oleh para pendirinya sudah jelas arahnya akan dibawa kemana, selain menjadikan Indonesia menjadi negara yang merdeka, para pendiri bangsa ini juga berharap negara ini dapat menjadi negara yang adil, makmur, dan berdaulat.

Guna mewujudkan cita-cita pendiri bangsa tersebut, Haedar menyampaikan tiga pesan bagi para pemangku kepentingan di tubuh bangsa ini. Pertama yaitu menjaga integritas. 

“Seluruh elit yang punya mandat dalam pemerintahan, harus memiliki integritas, harus ada ikatan politik bahwa jabatan yang saat ini diemban merupakan sebuah amanah yang besar, jangan disalah gunakan,” terang Haedar.

Memang hal ini cukup berat untuk dilakukan jika melihat kondisi yang terjadi saat ini, namun jika intergritas dalam diri diutamakan, maka tidak mustahil tindakan-tindakan buruk seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme dapat dihindari.

Kedua yaitu leadership, Indonesia menurut Haedar, perlu menggelorakan untuk mewujudkan pemimpin yang dapat menjadi uswatun khasanah.

“Seorang pemimpin yang baik harus dapat menjadi tauladan, seperti pepatah, ikan busuk selalu dari kepalanya. Jika pemimpin tertinggi bersih, yang dibawahnya maka akan mengikuti,” ujar Haedar.

Ketiga yaitu menciptakan sistem yang terbaik. “Harus ada reformasi birokrasi, maka dengan diciptakannya sebuah sistem yang baik, maka orang akan menjadi baik, begitu juga sebaliknya,”  ucap Haedar.

Haedar percaya generasi baru memiliki kesadaran yang besar dalam memperbaiki sistem yang ada saat ini, guna mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. (adam)

 

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website