Pendidikan Karakter Sebagai Modal dalam Persaingan Era Multidigital
Dibaca: 766
MUHAMMADIYAH.OR.ID, CIREBON – Karakter memiliki daya pegaruh yang tinggi terhadap pikiran, tindakan dan perilaku, tutur kata, dan dikemas dalam bingkai agama sebagai bagian dari norma. Seseorang harus berhati-hati terhadap perilaku, karena menjadi salah satu faktor penentu masa depan.
“Karakter menentukan nasib ke depan, Berprestasi atau menjadi orang gagal di masa depan di mulai dari karakternya, sehingga tidak heran apabila karakter membentuk nasib seseorang,” terang Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon, Khaerul Wahidin, saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional di Ball Room Apita Hotel, Sabtu (21/04).
Khaerul Wahidin menjelaskan pentingnya karakter pada diri seseorang untuk menghadapi masa depan. “Persaingan global sebentar lagi akan nampak nyata bahkan sekarang sudah terasa atmosfernya, maka kita harus menanamkan karakter pada diri sebagai ciri khas orang Indonesia, terlebih karakter tidak terlepas dari agama,” tuturnya.
“Agama itu sumber karakter, moral, dan akhlak, maka dapat dipastikan bahwa orang yang tidak mengenal Tuhan dan Agamanya dapat dipastikan tidak baik akhlaknya atau amoral,” jelas Khaerul.
Khaerul menjelaskan tentang ciri-ciri zaman revolusi industri 4, yaitu adanya keterbukaan, persaingan hidup dalam pergumulan dunia, mengandung bebas nilai (kebaikan atau kejahatan), konterstasi ideologi yang dapat menimbulkan class, dan rentan mempertahankan peradaban unggul.
Oleh karena itu, lanjut Khaerul, Bangsa Indonesia harus mampu bersaing pada zaman revolusi industri ini dengan mempertahankan nilai-nilai karakter dan tidak melepas diri dari unsur agama. Sehingga nantinya dapat terbentuk insan yang berkemajuan, yaitu dapat bersaing di dunia global dan memiliki nilai-nilai karakter di dalamnya.
“Muhammadiyah menjadi gerakan dakwah untuk menghadapi abad 21, dimana saja gerakan dakwah harus memancarkan semua aroma atau cahata Islam, menjadi pribadi dengan semangat Fastabiqul khoirot, menjadi Umat Islam yang Progressif sebagai bagian dari identitas Islam,” terang Khaerul Wahidin.
Seminar Nasional yang diadakan oleh Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Cirebon ini mengangkat tema “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Multidigital di Era Abad 21”. Menghadirkan 2 pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu: Zuhdan Kun Prasetyo (Pakar Pendidikan karakter dan Guru Besar UNY) dan Finita Dewi (Praktisi Teknologi Pendidikan dan Dosen UPI). Peserta yang hadir berjumlah 605 orang yang terdiri dari pemakalah pararel dan peserta.
Kontributor: Nur Wachid
Tags:
Arsip Berita