Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Tanamkan Nilai Kebaikan Melalui Dongeng, Mahasiswa UMM Ini Keliling Panti Asuhan dan Sekolah

Homepage

Tanamkan Nilai Kebaikan Melalui Dongeng, Mahasiswa UMM Ini Keliling Panti Asuhan dan Sekolah

Selasa, 24-04-2018
Dibaca: 287

MALANG, MUHAMMADIYAH.OR.ID ― Kebiasaan mendongeng sudah menjadi hal yang hampir punah di tengah masyarakat modern saat ini. Hal ini sangat disayangkan, mengingat "bercerita" merupakan salah satu metode terbaik untuk menanamkan nilai-nilai, khususnya pada anak-anak. Berangkat dari fenomena ini, Indah Rahayuning Tyas mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memilih menghabiskan waktu senggangnya untuk aktif mendongeng.

"Target saya adalah memengaruhi anak agar memahami hal baik dan buruk melalui tokoh yang diceritakan. Ini nantinya akan memberikan dampak pada kehidupan seorang anak,"ujar mahasiswi semester delapan tersebut.

Tyas, demikian panggilan akrabnya mengaku suka dongeng lantaran sewaktu kecil kerap dibacakan cerita oleh sang ayah. Bersama Lulu boneka yang menjadi partnernya dalam mendongeng, Tyas rajin mengunjungi banyak panti asuhan dan sekolah-sekolah. Tidak hanya itu, gadis asli Purwokerto Jawa Tengah ini juga tergabung dalam komunitas pendongeng, yakni Gerakan Dongeng Indonesia (Gendong Indonesia) yang kerap bekerjasaman dengan Save Street Children Malang, FIM Malang Candi Kidal dan Perak (komunitas Perindu Ramadhan Keluarga) untuk mengisi berbagai acara.

"Minimal tiga sampai empat kali dalam satu bulan saya mendongeng. Ini juga penting untuk melatih skill seperti memegang boneka, juga agar suara boneka bisa konsisten,"tambahnya.

Di akhir Tyas berharap melalui mendongeng, kelak dirinya bisa mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan.  

"Saya ingin menjadi guru yang kreatif, karena selama masa sekolah, saya merasa pelajaran Bahasa Indonesia itu cenderung membosankan sebab gurunya kurang menarik. Umumnya anak-anak suka mendengarkan cerita, maka saya rasa metode dongeng ini sangat pas diterapkan,"pungkasnya. (Humas UMM)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website