Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Pemimpin Seperti Umar

Homepage

Pemimpin Seperti Umar

Kamis, 26-04-2018
Dibaca: 437

Oleh: Muhammad Utama Al Faruqi (Sekretaris PCIM Arab Saudi)

Pemimpin seperti Umar bin Khaththab Al Faruq –radhiyallahu ‘anhu-. Sepertinya ibarat seperti ini sangat kurang pantas jika disematkan pada diri seseorang siapapun hari ini. Bagaimana pantas ? membandingkan pengikut risalah suci di hari ini dengan pejuang dan sahabat terbaik nomor dua setelah Abu Bakar Ash Shiddiq yang telah berkorban lebih banyak dan lebih mengalami derita yang lebih banyak. Jika dibandingkan dengan apa yang kita lakukan hari ini.

Masa-masa awal munculnya risalah ini adalah masa-masa yang diwarnai dengan derita. Sedangkan hari ini, setiap muslim di negara yang mayoritas Islam mampu mengumumkan Islamnya.

Setiap Muslim tidak bisa disamakan dengan Umar bin Khaththab dan sahabat generasi awal selainnya. Tetapi setiap Muslim mampu bahkan dianjurkan untuk menjadikan mereka sebagai teladan.

Semuanya tidak mampu menjadi pemimpin seperti Umar. Tetapi semua mampu bahkan dianjurkan memimpin seperti Umar.

Umar adalah Umar. Ketika awal dirinya dilantik dan dibaiat oleh kaum Muslimin, sesuai wasiat Abu Bakar Ash Shiddiq, tepatnya pada malam Selasa, 22 Jumadil Akhir 13 H dirinya mengira bahwa dirinya “membebani” kaum Muslimin, bukan sebagai kemuliaan dan kehormatan.

Seperti yang sudah dikenal semua orang, Umar adalah seseorang yang berkarakter tegas, berani dan disiplin. Bisa terlihat dalam masa pemerintahannya. Tertatanya administrasi, baytul mal, harta rampasan perang dan hasil bumi hingga qadhi (pemutus sengketa) rapi dan teratur.

Tetapi, disamping karakter tegas Umar, ada sisi lain yang patut juga dijadikan sebagai teladan. Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan rakyat.

“Sungguh jika ada hewan yang tergelincir di Iraq, aku takut Allah bertanya padaku ‘kenapa engkau tidak perbaiki jalannya, wahai Umar?”.

Umar adalah Umar. Sosok yang Allah SWT jadikan perantara meluasnya wilayah Islam di masanya dengan begitu cepat. Tetapi itu tidak membuatnya cepat merasa berjasa. Hidupnya sederhana. Hingga suatu ketika Umar yang sebagai khatib datang terlambat karena menunggu sarung yang akan dipakainya kering terlebih dahulu, sedangkan bajunya bertambal sebanyak 20 tambalan.

Suatu hari datanglah utusan dari wilayah luar Madinah kepada Umar. Mereka tidak tahu dimana Umar. Para warga mengisyaratkan bahwa Umar sedang beristirahat di masjid. Ketika mereka ke masjid, betapa terkejutnya mereka ketika melihat khalifah Umar sedang tidur di masjid tanpa pengawal dan ajudan sama sekali.

Inilah Umar bin Khaththab, sosok yang sangat ditakuti syaithan jika dia melewati suatu jalan, dan para syaithan lebih memilih jalan lain.

Inilah Umar, sosok pejabat yang meluaskan wilayah Islam tetapi lebih memilih hidup sederhana. Bahkan ketika tawaf di Ka’bah pun, Umar hanya berdoa “wahai Allah, selamatkanlah aku dari api neraka”.

Sebagai penutup, Umar bin Khaththab pernah berkata kepada Hudzaifah bin Yaman, “wahai Hudzaifah, aku memintamu dengan nama Allah. Apakah aku termasuk orang munafiq ?”.

Hudzaifah bin Yaman adalah seorang sahabat penjaga rahasia Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam-mengenai nama-nama orang munafiq. Sedangkan sutau ketika Umar memintanya untuk memberitahunya agar Umar lah yang akan menindak para orang-orang munafiq itu setelah mengetahuinya.

Jika sosok seperti Umar saja yang memiliki jasa besar dalam risalah suci ini, takut dengan sifat munafiq, lalu bagaimana dengan kita ?

Semoga Allah meridhai Umar bin Khaththab Al Faruq dan seluruh sahabat Nabi –shallallahu ‘alayhi wa sallam- .

Foto: Ilustrasi


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website