Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > PCIM Mesir Sebagai Lumbung Kaderisasi Ulama Cendekiawan

Homepage

PCIM Mesir Sebagai Lumbung Kaderisasi Ulama Cendekiawan

Minggu, 29-04-2018
Dibaca: 530

MUHAMMADIYAH.OR.ID, MESIR – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir mengadakan diskusi kader pada Jumat (27/4) bertempat di Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir. Dalam kesempatan tersebut, Oyong Shufyan, salah satu pematerid dalam diskusi menyampaikan bahwa kader Muhammadiyah di Mesir memiliki dua peran dalam mengembangkan dakwah Muhammadiyah, pertama  yaitu dengan memperluas khazanah ilmu. Kedua, bersama-sama membangun relasi yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi gerakan Muhammadiyah, baik dalam lingkup nasional maupun Internasional.

“Peran-peran kelimuan harus terus dikembangkan oleh kader-kader Muhammadiyah di Mesir,” ucap Oyong.

Sementara itu, Anang Rikza Masyhadi turut menyampaikan peran mahasiswa Muhammadiyah di Mesir, diantaranya yaitu peran PCIM Mesir sebagai lumbung kaderisasi ulama cendekiawan.

“Kita harus jadi ulama yang cendekiawan. Karena sekarang ini, ada juga ulama yang bukan cendekiawan; atau cendekiawan yang bukan ulama. Jadi, tidak cukup ulama saja, tapi ulama yang juga paham isu kontemporer; berwawasan. Karena berdakwah juga harus sesuai dengan bahasa jamannya,” ucap Anang.

Selain itu, Anang juga berpesan agar kader Muhammadiyah di Mesir dapat menjadi ulama yang menguasai Bahasa Arab. “Ulama yang tidak menguasai bahasa Arab denfan baik, otoritas keilmuan keulamaannya lebih rendah dibanding yang menguasai bahasa Arab. Sebab, keilmuan Islam dibangun dengan bahasa Arab,” ungkap Anang.

Anang menilai, tidak mungkin seseorang akan menjadi faqih, mufassir, muhaddis, mujtahid, dan lain sebagainya itu tanpa penguasaan pada bahasa Arab yang memadai. Karena jika pemahamannya pada bahasa Arab lemah, maka akses menuju turats pun terbatas. Meski banyak tersedia karya terjemahan, pasti banyak distorsinya.

“Jangan sampai seperti pepatah ayam yang mati di lumbung padi. Kalian di Mesir, pusat ilmu dan peradaban, bisa bahasa Arab sebagai jendela menyelami lautan khazanah Islam, tapi jika ternyata keilmuan dan kepakaranmu biasa-biasa saja, maka itu ibarat ayam mati di lumbung padi,” imbuh Anang.

Selain itu, Anang juga berharap kader Muhammadiyah di Mesir dapat memanfaatkan PCIM sebagai jendela/ mediator Muhammadiyah di luar negeri.

“Tidak mustahil ke depan Muhammadiyah mendirikan Universitas Muhammadiyah Mesir. Karena buktinya ada juga American University in Cairo. Siapa nanti rektornya, dekannya? ya kalian, mahasiswa Indonesia di Mesir,” pungkas Anang.

Sumber: Beni


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website