Hadiri Kuliah Umum di UMS, Grand Syekh Al Azhar Ajak Umat Hargai Perbedaan
Dibaca: 385
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA - Grand Syekh Al Azhar, Syekh Ahmad Thayyib bin Tahyyib berkunjung ke Indonesia untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tingi (KTT) Ulama Dunia yang berlangsung di Bogor pada 1-3 Mei. Selain mengikuti KTT, Syekh Ahmad juga menghadiri Kuliah Umum di Universitas Muhammdiyah Surakarta (UMS) pada Rabu (2/5).
Dalam kuliah umumnya, Grand Syaikh Al-Azhar menekankan sikap untuk saling menghargai perbedaan.
"Sudah diatur dalam Alquran bahwa manusia diciptakan tidak sama satu dengan yang lain. Hal itu diterapkan dalam tiga prinsip yang diatur dalam Alquran dan diterapkan di Al-Azhar," jelas Grand Syaikh Al-Azhar.
Ia menilai, prinsip yang selalu diterapkan di Al-Azhar adalah Allah yang menciptakan ideologi dan keyakinan yang berbeda-beda kepada umat manusia.
Maka, menurutnya tak mungkin seseorang dapat menggiring manusia dengan satu pemikiran saja bahkan satu bahasa saja.
"Pada intinya kita harus menjamin hak-hak mereka. Allah mengatakan siapa yang ingin beriman silakan, siapa yang tidak, silakan. Ada banyak pemikiran yang salah di mana banyak yang memaksakan keinginan orang lain untuk mengikuti keyakinan mereka," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim mengatakan, Grand Syaikh Al-Azhar tersebut memang telah beberapa kali mengunjungi Indonesia. Hal itu, jelasnya, menjadi bukti besarnya perhatiannya kepada Indonesia.
"Beliau juga ingin menebarkan nilai- Wasathiyah Islam atau Islam moderat yang beliau gaungkan kepada dunia," jelas Lukman.
Rektor UMS, Sofyan Hanif mengatakan, kedatangan Syekh besar Al Azhar yang didampingi oleh Rektor Al Azhar Kairo, Mesir, memberi peluang bagi UMS untuk melakukan kerjasama dengan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.
Sofyan berharap dengan kerjasama tersebut mahasiswa UMS punya peluang untuk studi di Al Azhar.
Sekadar diketahui, Syekh Al Azhar menjadi salah satu dari 50 ulama dan cendekiawan dunia yang akan mengikuti KTT Ulama Dunia di Bogor.
KTT tersebut juga diikuti oleh 50 ulama dan cendekiawan muslim Indonesia. Dalam KTT Ulama Dunia tersebut membahas tentang konsep wasatiyyah Islam untuk menjadi watak dasar dari kehidupan umat islam baik dalam skala global maupun skala nasional dibanyak negara baik dikehidupan keagaman maupun dalam kehidupan kebudayaan danperadaban secara luas.
Tags:
Arsip Berita