Ratusan Santri Pesantren Muhammadiyah Ikuti Kemah Tahfidz dan Bahasa
Dibaca: 580
PINRANG, MUHAMMADIYAH.OR.ID ― Sekitar 300-an santri dari pesantren Muhammadiyah se-Sulsel mengikuti Kemah Tahfidz dan Bahasa yang diadakan di Kabupaten Pinrang. Kegiatan yang ketiga kali digelar ini, berlangsung selama empat hari, Kamis―Ahad (3-6 Mei 2018). Kegiatan dipusatkan di pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Punnia Labumpung, Pinrang.
Dalam pembukaan kegiatan yang terlaksana pada Kamis, 3 Mei 2018, dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Goodwill Zubir, Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Ambo Asse, dan Ketua PW ‘Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis.
Selama mengikuti kegiatan kemah tahfidz dan bahasa, seluruh santri peserta terlibat dalam berbagai lomba yang digelar, yaitu kemampuan berbahasa, baik dalam menulis maupun berpidato dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Kegiatan lomba lainnya adalah qiraatul kutub (baca kitab gundul), hafal Alquran, hafal hadits arbain (40 hadis), tilawatil quran, keterampilan baris berbaris berbahasa arab, nasyid, al fuqaha (stand up comedy), serta lomba pioneering (membuat miniatur).
Menurut Ketua panitia Kemah Tahfidz dan Bahasa, Andi Aras mengatakan, Kemah Tahfidz dan Bahasa dimaksudkan agar para santri dan pembina pesantren dapat saling bertukar pengalaman, serta melatih pengembangan kemandirian dan kreativitas para santri menuju Islam yang berkemajuan.
"Agar mereka siap menjadi pemimpin masa depan yang berkaraker dan berakhlakul kharimah," kata Andi Aras.
Untuk bisa terlibat dalam kegiatan lomba dalam Kemah Tahfidz dan Bahasan, jelas Aras, para santri diwajibkan menghafal juz 30.
Dalam setiap kegiatan lomba yang telah berlangsung, semua peserta menunjukkan antusias yang sangat tinggi, baik lomba perseorangan seperti lomba pidato, maupun dalam tim seperti lomba nasyid dan lomba pioneering.
Selama berada di lokasi kegiatan, seluruh santri peserta tidur di alam terbuka dalam tenda-tenda yang mereka persiapkan.
Menurut Aras, kegiatan kemah tahfidz merupakan program rutin tahunan LP2M Sulsel, yang direncanakan akan dilaksanakan setiap tahu.
Dalam kesempatan itu, Aras memberi wejangan kepada para santri peserta Kemah Tahfidz dan Bahasa. "Bukan karena ada hal yang sulit kita jadi tidak berani. Justru karena kita tidak beranilah, hal itu jadi sulit," katanya.
Sementara itu, koordinator tim juri, Abdul Azis Muslimin, mengatakan, juri yang dilibatkan dalam menilai para peserta kompetisi, didatangkan dari lembaga independen, yaitu akademisi dan praktisi sesuai dengan tema lomba.(dzar)
Tags:
Arsip Berita