Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Mubaligh Muhammadiyah Harus Kreatif dalam Berdakwah

Homepage

Mubaligh Muhammadiyah Harus Kreatif dalam Berdakwah

Senin, 07-05-2018
Dibaca: 630

MUHAMMADIYAH.OR.ID., YOGYAKARTA – Dakwah Muhammadiyah pada era milenial ini membutuhkan kreatifitas melalui pengembangan dan purifikasi. Kedua komponen tersebut harus menjadi konsen utama Majelis Tabligh agar pesan-pesan Muhammadiyah dapat tertuju pada lapisan masyarakat.

“Purifikasi dan dinamisasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah harus terus dilakukan. Pada tatanan dinamisasi maka Majelis Tabligh tidak hanya masuk di dunia sosial, namun harus intensif dan rajin agar banyak yang merujuk. Semacam membuat ceramah-ceramah singkat atau semacam dialog interaktif pada media maya,” ungkap Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, pada sesi materi di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, jum’at (4/05).

Yunahar menjelaskan terkait purifikasi adalah pemurnian dilakukan dari ibadah-ibadah yang tidak sesuai dengan Qur’an dan Sunnah. Tegas pada urusan ‘usul atau pokok dalam agama, namun dalam area furu’ akan ada toleransi.

“Dalam masalah ibadah, bid’ah dibatasi pada masalah ritual, tidak meluas pada wilayah budaya. Pada kelompok lain memperluas wilayah bid’ah tersebut, namun Muhammadiyah cukup memandang bid’ah hanya ada kaitannya dengan masalah ibadah,” terang Yunahar.

Yunahar berharap agar para mubaligh juga harus memahami karakteristik Muhammadiyah dan mampu menjelaskan kepada masyarakat luas. “Para pengurus Majelis Tabligh harus memahami karakteristik Muhammadiyah dalam hal agama. Muhammadiyah tidak terikat oleh manapun dan ini menjadi pembeda dengan yang lain. Muhammadiyah tidak terikat aliran teologis manapun dan tetap menjadi Ahlus Sunnah wal Jamaah,” ungkapnya.

“Dari segi fiqih, Muhammadiyah tidak bermadzhab atau tidak terikat dari keempat madzhab, namun memilih antara keempat itu dan dari sisi akhlak tidak bertasawuf, inilah karakter Muhammadiyah yang harus dipahami oleh para Mubaligh,” imbuhnya.

Muhammadiyah lebih mengedepankan syuro’ atau dialog. “Muhamadiyah siap untuk bermusyawarah terkait masalah-masalah yang muncul di kalangan masyarakat, sehingga Muhammadiyah dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul dikalangan masyarakat,” jelas Yunahar.

Di akhir sesi, Yunahar berharap agar para Mubaligh untuk terus mengkaji Muhammadiyah secara mendalam. Dakwah Muhammadiyah mengusung konsep berkemajuan dan menggembirakan. (Syifa)

Kontributor: Nuur Wachid

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website