Muhammadiyah Diharap Pahami Karakter Keislaman Masyarakat Milenial
Dibaca: 340
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Menghadapi zaman dan generasi milenial yang mulai mendominasi, Muhammadiyah dituntut untuk memahami kecenderungan masyarakat milenial dalam setiap strategi dan kegiatan dakwahnya. Demikian yang disampaikan dalam sesi pertama acara Pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berjudul “Islam Virtual: Corak Keberagaman dan Literatur Keislaman Masyarakat Milenial,” Ahad (27/5).
“Generasi Milenial atau generasi Z (lahir antara tahun 1995-sekarang) adalah generasi yang hidup dalam perkembangan teknologi digital yang canggih. Berbeda dengan generasi X (1965-1976) dan generasi Y (1977-1994). Generasi Z sangat terbuka dalam teknologi dan sosial, tetapi memiliki kecenderungan ekslusif, konservatif dan tidak moderat dalam beragama,” ungkap peneliti dari PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat) UIN Syarif Hidayatullah, Jamhari Makruf.
Direktur CSRC UIN Jakarta Irfan Abubakar menilai, pandangan yang cenderung ekstrim tersebut berasal dari krisis literasi dan sumber ilmu keagamaan yang tidak representatif dan otoratif melalui internet, di samping kecenderungan masyarakat milenial yang terbiasa oleh sikap serba instan.
“Mereka memahami doktrin agama secara literalis. Lebih menegaskan identitas keislaman dan mengutamakan nilai-nilai komunal daripada kewargaan,” ungkap Irfan.
Irfan dan Jamhari berharap agar Muhammadiyah dapat lebih memahami karakter dan cara berpikir masyarakat milenial dan melakukan dakwah kepada kelompok milenial dengan cara-cara yang dapat mereka terima.
“Ormas Islam arus utama seperti Muhammadiyah dan NU harus banyak berperan dalam menyediakan bahan keagamaan di internet dan media sosial. Ini menjadi tantangan bersama ormas Islam arus utama jika ingin merebut hati generasi milenial,” saran Jamhari. (Afandi)
Tags:
Arsip Berita