Pelajar Muhammadiyah Yogyakarta Temu Wicara Bersama Kemendikbud

Rabu, 30-05-2018
Dibaca: 812

YOGYAKARTA, MUHAMMADIYAH.OR.ID ― Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI) mengadakan temu wicara dengan tema “Pelajar Istimewa, Peduli Pendidikan”.

Bertempat di Aula lantai 3 Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah acara ini menghadirkan staf Teknis Bidang Strategi Implementasi Program Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud Machhendra Setyo Atmaja sebagai narasumber utama.

Diikuti oleh 100 peserta, Temu wicara Kemendikbud Menjawab ini memberikan ruang kepada para peserta untuk mendengarkan penjelasan oleh Kemendikbud seputar perihal kebijakan, visi Kemendikbud dan juga sebagai bentuk klarifikasi Kemendikbud terhadap isu-isu pendidikan berdasarkan pertanyaaan-pertanyaan yang disampaikan peserta melalui google form sebagai syarat mendaftar acara ini.

“Seratus peserta ini kami ambil dari seratus penanya pertama yang masuk dari sekian pertanyaan yang masuk yang ada di google form untuk selanjutkan kami konfirmasi ulang akan kehadirannya.”, ungkap Adli Zuliansyah Putra, Ketua Panitia Kegiatan PW IPM DIY, Jumat (25/5).

Selaku perwakilan PW IPM DIY, Ramadhani Gafar Utama juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan langkah nyata untuk membuktikan bahwa PW IPM DIY merupakan organisasi yang ikut turut andil dalam memperhatikan masalah pendidikan di Indonesia. Ramadhani berharap dengan adanya program ini, semakin menumbuhkan peran pelajar dalam ikut andil dalam mengkritisi dan mendukung program-program Kemendikbud.

Saat berlangsungnya kegiatan, narasumber ditemani oleh seorang moderator bernama Iklima Imanda Lazuardani Putri yang merupakan Anggota Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PW IPM DIY.

Dalam pemaparannya, Machhendra menyampaikan bahwa pendidikan karakter menjadi poin penting yang ingin dicapai oleh pemerintah saat ini yang juga merupakan salah satu dari nawacita Presiden Jokowi.

Selain itu Machhendra juga menyampaikan bahwa di era otonomi daerah sekarang ini menyebabkan kebijakan-kebijakan mengenai pendidikan lebih banyak diserahkan kebijakannya kepada pemerintah daerah masing-masing.

Sehingga Ia mengajak seluruh peserta untuk ikut mengawal, mendukung dan mengkritisi kebijakan pendidikan di daerahnya masing-masing. (dzar)