Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > MTCC UMY Promosikan Indonesia Sehat Melalui Program KTR

Homepage

MTCC UMY Promosikan Indonesia Sehat Melalui Program KTR

Selasa, 05-06-2018
Dibaca: 368

MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Supriyatiningsih Project Director Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) UMY mengungkapkan bahwa usia pemula perokok sangat muda, jumlah perokok semakin meningkat.

Sebesar 46.16% angka perokok di Indonesia menduduki peringkat pertama di ASEAN. Sedangkan peringkat kedua, Filipina hanya memiliki presentase sebesar 16.62%.

“Hal ini menunjukkan betapa tingginya perokok yang ada di Indonesia,” ujar Supriyatiningsih dalam acara workshop KTR (Kampus Tanpa Rokok) di Amphiteater B, E7 lantai 5 gedung KH Ibrahim UMY pada Selasa (5/6).

Supriyatiningsih juga mengungkapkan data bahwa dua dari tiga pria di Indonesia merupakan seorang perokok, dan   60% mulai merokok dari usia 9 sampai 16 tahun.

“Selain itu, jika digabungkan, perokok wanita di dunia, memiliki presentase yang besar. Akan tetapi, di Indonesia angka perokok wanita tidak besar namun semakin tahun naik 0.7 hingga 2.9 persen,” tuturnya.

“Indonesia yang merupakan salah satu dari dua negara dari 180an negara yang belum menandatangani tentang pertembakauan. Hal ini membuat Indonesia sebagai sasaran empuk masuknya produk tobacco. Maka dari itu, kita harus hati-hati,” ungkap dr. Upi.  

Sementara Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sukamta, menyebutkan bahwa di UMY sendiri telah memiliki regulasi untuk tidak diperbolehkannya merokok di lingkungan kampus.

Menurutnya, regulasi ini telah ada dari tahun 2005 dengan nama menuju kampus bebas asap rokok, mulai dari pelarangan merokok di gedung yang ada di UMY.

"Di tahun 2005 juga, yang bertanggungjawab terhadap bersih, bebas dari asap rokok, hanya dari kalangan stakeholder seperti Rektor, wakil rektor, dekan dan ketua prodi serta tenaga kependidikan," paparnya.

Sukamta memberikan usul kepada  MTCC UMY agar segera ditindaklanjuti untuk membuat sebuah satgas bebas dari asap rokok.

“Nantinya, akan kami usulkan jika mulai tahun depan masuk Indeks Kinerja Strategis (IKS),” jelasnya.

“Jika dilihat dari sesi dakwahnya, perlu adanya sebuah pendekatan yang dinilai tidak menyinggung bagi para perokok yang ada di kampus ini. Sosialisasi dan pendekatan harus dilakukan dengan baik dan tidak menyinggung,” imbuh Sukamta. (adam)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website