Tidak Ingin Kebutuhan Pendidikan Anak Korban Gempa Lombok Terhambat, Muhammadiyah Dirikan Sekolah Darurat
Dibaca: 490
MUHAMMADIYAH.OR.ID, LOMBOK – Gempa bumi kembali mengguncang Lombok pada Ahad (5/8) malam. Akibat gempa dengan kekuatan 7,0 SR ini menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (6/8) siang, sebanyak 91 orang meninggal dunia dan 209 korban luka-luka.
Akibar dari banyaknya korban luka-luka dan meninggal dunia tersebut, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama Lazismu kembali mengirim tambahan tim kesehatan dan tim psikososial.
Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Budi Setiawan menyampaikan, akibat meluasnya dampak dari gempa tersebut selain menambah tim medis, dan juga menerjunkan tim psikososial, Muhammadiyah juga akan mendirikan sekolah darurat.
“Melalui sekolah darurat ini kami harapkan anak-anak korban gempa bumi tidak akan terlantar kebutuhan pendidikannya,” ucap Budi ketika dihubungi pada Senin (6/8).
Selain itu, Budi juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk tetap tenang, dan mencari informasi terkait potensi gempa kepada lembaga yang resmi.
“Masyarakat diharapkan mengikuti informasi resmi, dan tidak termakan informasi yang tidak benar, karena akan memperkeruh kondisi dan juga psikososial masyarakat yang terdampak,” jelas Budi.
Sementara dihubungi terpisah, Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Arif Nur Kholis menjelaskan bahwa Tim Medis yang diturunkan dari PKU Muhammadiyah Yogyakarta akan berangkat pada Senin (6/8) ini, yang terdiri dari dokter dan perawat. Di samping itu, juga mengirimkan ambulans melalui jalan darat dan laut. Tim medis dari lokasi lain juga telah disiapkan, dari PKU Bantul yang berangkat pada sore hari ini menuju Lombok. Sementara itu, tim medis gabungan juga berangkat dari RS Siti Khadijah Sepanjang dan RS Aisiyitah Ponorogo yang akan berangkat besok Selasa (7/8) melalui jalan darat dan laut dengan ambulans.
Adapun, tim medis dari RS Roemani Semarang berangkat hari ini yang diprediksi sampai di lokasi malam hari ini dengan tim terdiri dari 1 dokter dan 2 perawat.
Saat ini, Arif menambahkan, tim kesehatan kedua dari Jawa Timur, terdiri dari RS UMM dan RS PKU Muhammadiyah Bima sudah berada di Lombok.
Disampaikan juga oleh Arif, akan menyusul tim dukungan psikososial dari PWM DIY dan Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Sejauh ini di lapangan sejak seminggu pendampingan sudah dilakukan tim KKN UMY dan AMM NTB. (adam)
Tags:
Arsip Berita