Tuntunan Menyambut Idul Adha
Dibaca: 417
- Memperbanyak amal shaleh, pada tanggal 1-10 Zulhijjah
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَيَّامٍ اْلعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ اْلعَشْرِ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ اْلجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ قَالَ لاَ اْلجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ بِشَيْئٍ مِنْ ذَلِكَ [رواه الجماعة الاّ مسلما والنسآئي].
Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan), bahwasanya Nabi saw bersabda: Tiada hari-hari yang amal shaleh lebih disukai Allah ‘Azza wa Jalla (mengerjakannya) daripada hari-hari ini, yaitu hari-hari sepuluh (permulaan bulan Zulhijjah). Para shahabat bertanya: Ya Rasulullah, bahkan berjihad di jalan Allah sekalipun? Beliau bersabda: Benar, bahkan berjihad di jalan Allah sekalipun, kecuali orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak satupun dari keduanya yang kembali (mati syahid) [HR. Jamaah ahli hadis kecuali Muslim dan an-Nasa'i].
2. Memperbanyak membaca tahlil, takbir, dan tahmid, pada tanggal 1-10 Zulhijjah
2- عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَأَحَبُّ إِلىَ اللهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ اْلعَشْرِ فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنْ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ [رواه أحمد والطبراني].
Dari Ibnu Umar (diriwayatkan), ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tiada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah swt dan lebih disukai-Nya beramal padanya daripada hari-hari sepuluh (permulaan bulan Zulhijjah). Karena itu perbanyaklah olehmu pada hari-hari itu (mengucapkan) tahlil, takbir dan tahmid [HR. Ahmad dan ath-Thabarani].
3. Memperbanyak puasa dan qiyamul-lail, pada tanggal 1-10 Zulhijjah
3- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَيَّامٍ وَأَحَبُّ إِلىَ اللهِ أَنْ يَتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِى اْلحِجَّةِ يُعْدَلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصَوْمِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. [رواه الترمذى وابن ماجه والبيهقي].
Dari Abu Hurairah (diriwayatkan), dari Nabi saw beliau bersabda: Tiada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk beribadat kepada-Nya daripada sepuluh hari (permulaan) bulan Zulhijjah, berpuasa setiap hari sebanding dengan puasa satu tahun dan shalat pada malam harinya sama dengan shalat pada Lailatul Qadar[HR. at-Turmudzi, Ibnu Majah dan al-Baihaqi].
4. Menjalankan Puasa Sunnah Arafah pada 9 Zulhijjah bagi yang tidak sedang wukuf
1- عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبِلَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً [رواه الجماعة الاّ البخارى والترمذي].
Dari Qatadah (diriwayatkan), bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yang lalu dan yang akan datang, sedang puasa hari Asyura dapat menghapus dosa tahun yang lalu [HR. Jamaah ahli hadits kecuali al-Bukhari dan at-Turmudzi].
2- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ [رواه أحمد وأبو داود].
Dari Abu Hurairah (diriwayatkan), ia berkata: Rasulullah saw melarang puasa pada hari Arafah bagi orang yang sedang (wukuf) di Arafah [HR. Ahmad dan Abu Bawud].
5. Berhias dengan memakai pakaian bagus dan wangi-wangian
1- عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يَلْبَسُ بُرْدَ حِبَرَةٍ فِيْ كُلِّ عِيْدٍ [رواه الشافعي في المسند، جـ 1: 152، حديث رقم 441].
Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (diriwayatkan) bahwa Nabi saw. selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id [H.R. asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441].
2- عَنِ اْلحَسَنِ السِّبْطِ قَالَ: أَمَرَناَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيْ العِيْدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ ماَ نَجِدُ وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ ماَ نَجِدُ وَأَنْ نُضَحِّيَ بِأَسْمَنِ ماَ نَجِدُ (اَلْبَقَرَةُ عَنْ سَبْعَةٍ والجزر عن عَشَرَةٍ) وَأَنْ نُظْهِرَ التَّكْبِيْرَ وَالسَّكِيْنَةَ وَاْلوٍقَارَ [وقال الحاكم بجهالة إسحاق بن برزخ، وليس هو بمجهول، فقد ضعفه الأزدي ووثقه ابن حبان كما في التلخيص].
Dari al-Hasan cucu Rasulullah saw (diriwayatkan) ia berkata: Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw untuk pada dua hari raya [Idul Fitri dan Idul Adlha] memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang korban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan [Al-Hakim menyatakan Ishaq Ibnu Barzakh sebagai majhul, padahal sebenarnya tidak majhul. Al-Azdi mendlaifkannya, sementara Ibnu Hibban menyatakannya tsiqah (terpercaya), demikian ditegaskan di dalam at-Talkhish karangan Ibnu Hajar].
6. Tidak makan-minum (puasa) sejak fajar sampai dengan selesai shalat Idul Adlha
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلاَ يَطْعَمُ يَوْمَ اْلأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ [رواه الترمذي].
Dari ‘Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya [yaitu Buraidah Ibnu al-Husaib] (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sampai shalat lebih dahulu [HR. at-Tirmidzi].
7. Berangkat dengan berjalan kaki dan pulang melalui jalan lain
1- عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَأَنْ تَأْكُلَ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ [رواه الترمذي و قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ].
Dari ‘Ali Ibnu Abi Thalib (diriwayatkan) ia berkata: Merupakan sunnah bahwa engkau keluar untuk shalat Id dengan berjalan kaki dan makan sesuatu sebelum keluar [H.R. at-Tirmidzi. Ia mengatakan: Ini adalah hadis hasan].
2- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ إِلَى الْعِيدِ رَجَعَ فِي غَيْرِ الطَّرِيقِ الَّذِي أَخَذَ فِيهِ [رواه ابن ماجه].
Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan) bahwa Nabi saw. apabila keluar pergi shalat Id, beliau kembali dengan melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi[H.R. Ibnu Majah].
8. Shalat dihadiri oleh semua umat Islam
1- عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا [رواه الجماعة واللفظ لمسلم].
Dari Ummu ‘Athiyyah (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw. memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adlha: yaitu semua gadis remaja, wanita sedang haid dan wanita pingitan. Adapun wanita-wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat shalat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum Muslimin. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang tidak mempunyai baju jilbab? Rasulullah menjawab: Hendaklah temannya meminjaminya baju kurungnya [H.R. al-Jama‘ah, lafal dari Muslim].
2- عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ اْلأَنْصَارِيَّةِ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ نُخْرِجَ الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَالدَّعْوَةَ مَعَ الْمُسْلِمِينَ [رواه أحمد].
Dari Ummu ‘Athiyyah al-Anshariyyah (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw. memerintahkan kami supaya menyuruh keluar semua gadis remaja, wanita sedang haid dan wanita pingitan. Adapun wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat shalat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum Muslimin [HR. Ahmad].
Tags:
Arsip Berita