Keserasian Mangkunegaran dan KH Ahmad Dahlan Melawan Penindasan Melalui Pendidikan
Dibaca: 448
MUHAMMADIYAH.ID, SURAKARTA - Kesamaan ide dan gagasan antara Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegaran VII dengan K.H. Ahmad Dahlan dalam dunia pendidikanmelahirkan “keserasian” sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan.
Kabupaten Mondropuro Puro Mangkunegaran Supriyanto Waloyo meyampaikan bahwa yang menonjol dari perlawanan KGPAA Mangkunegaran VII terhadap penindasan yang dilakukan oleh Belanda saat itu bukan dengan cara konfrontatif melainkan islah. Hal tersebut ditunjunkan dengan corak bangunan di Puri Mangkunegaran.
“Perlawanan yang diberikan oleh KGPAA VII dilakukan dengan cara main cantik,” ujar Supriyanto.
Mengetahui pola perlawanan yang dilakukan oleh Mangkunegaran dengan cara demikian, Pimpinan Sanggar Pasinaoan Basa Jawi, Sabar Narimo berpendapat bahwa pola tersebut memiliki kecocokan dengan pola perjuangan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta ini berkata, pola demikian sama dengan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan. Misalnya dengan cara mendirikan Sekolah yang diperuntukkan bagi pribumi.
Dalam pejalanan kedua tokoh tersebut, pernah terjadi interaksi, ketika Ahmad Dahlan melakukan kunjungan ke Puri Mangkunegaran untuk menyampaikan ide gagasan tentang pendidikan.
Supriyanto berujar bahwa kedatangan Ahmad Dahlan kala itu diterima secara langsung oleh KGPAA VII di Puri Mangkunegaran. Selain menyampaikan gagasan dalam hal pendidikan, Ahmad Dahlan juga ‘Matur’ ke KGPAA meminta izin membuka Cabang Muhammadiyah di Surakarta.
“Sebagai bentuk komitmen tersebut, Mangkunergaran VII memberikan atau menghibahkan sebidang tanah perdikan (red: Tanah Raja) di sebelah selatan Masjid Al Wustha untuk Muhammadiyah,” jelas Supriyanto ketika ditemui redaksi muhammadiyah.id pada Rabu (14/11).
Tanah tersebut kemudian dipakai sebagai tempat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan.
Pemberian hibah tanah tersebut karena Mangkunegaran percaya kepada Muhammadiyah untuk mengurusi persoalan pendidikan, hibah tanah untuk dibangun sekolah oleh Muhammadiyah dalam perkiraan Supriyanto adalah untuk membantu program pencerdasan Abdi Dalem Mangkunegaran dan Pribumi.
“Dalam perkiraan saya, tujuan hibah tanah untuk sekolah adalah untuk saling bekerjasama dalam memajukan pendidikan bagi bangsa Indonesia,” kata Supriyanto.
Karena sebelum Muhammadiyah mendirikan Sekolah, Mangkunegaran sendiri sudah memiliki sekolahan yang diberi nama ‘Siswo’. Sekolah Siswo difungsikan oleh Mangkunegaran sebagai tempat sekolah bagi anak para Abdi Dalam Puri. Karena saat itu kebijakan dari Pemerintah Kolonial hanya memperbolehkan anak bangsawan yang boleh bersekolah.
“Bahkan, karena keinginan yang begitu besar untuk mencerdaskan pribumi. Pihak Mangkunegaran akan memberi hukuman bagi Abdi Dalem apa bila anak mereka tidak disekolahkan,” tuturnya.
Muhammad Ali, KepalaProgram Studi Pendidikan Agama Islam UMS menyambung, bahwa persamaan mendasar antara K.H. Ahmad Dahlan dengan Mangkunegaran adalah idenya di bidang pendidikan. (a'n)
Tags:
Arsip Berita