Muhammadiyah Tasikmalaya Rangkul Pegiat Literasi
Dibaca: 462
MUHAMMADIYAH.ID, TASIKMALAYA – Pegiat Literasi Muhammadiyah Tasikmalaya mengisi akhir tahun 2018 dengan acara Bincang Literasi pada Sabtu (29/12). Kegiatan yang bertempat di Gedung Al-Manar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tasikmalaya tersebut diikuti oleh pegiat literasi dari wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Hadir sebagai pembicara, Ilam Maolani, Praktisi Pendidikan dan Penulis Buku, Yusef Rafiqi, Dosen dan Penulis Buku, Duddy RS, Direktur Kabar Priangan Online, Kelik NW, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, dan dimoderatori oleh Amin R. Iskandar, Penulis Buku.
Kegiatan ini merupakan pertemuan pertama para pegiat literasi muhammadiyah Tasikmalaya. Tujuan diadakannya kegiatan ini menurut Ilam Maolani, adalah sebagai sarana untuk belajar dan saling menyemangati dalam aktivitas literasi.
“Kita sedang merancang dua portal baru, yaitu kabarsekolah.id yang sudah berjalan, dan tasikmu.com yang masih dalam rancangan. Dengan adanya komunitas ini, kami berharap semoga kita semua dapat berkontribusi menghidupkan website tersebut,” katanya.
Duddy RS mengatakan literasi bukanlah barang baru.
“Wahyu pertama yang turun dari Allah kepada Nabi Muhammad adalah ‘iqra’. Ini merupakan dasar literasi dalam islam. Oleh karena itu, literasi seharusnya merupakan sesuatu yang intim bagi orang Islam, khususnya bagi warga Muhammadiyah,” ungkapnya.
Website baru yang dirancang ini diharapkan dapat menjadi wahana citizen journalism. “Sebenarnya dari dulu sudah ada jurnalisme warga, atau yang sekarang lebih hits dengan sebutan citizen journalism. Kabarsekolah.id dan tasikmu.com diharapkan dapat menjadi wahana penyampai berita dari sudut pandang masyarakat. Bagaimana mereka dapat meramu tiga bahan baku: fakta, faksi, dan fiksi, menjadi satu tulisan yang utuh, tanpa framing dari siapapun,” jelas Duddy.
Pembicara berikutnya, Yusef Rafiqi, memberikan wawasan seputar ide kreatif dalam menulis sastra, baik itu puisi, cerpen, atau novel.
“Ide menulis itu banyak. Ada dimana-mana. Seluruh kehidupan ini adalah sumber ide. Mungkin suatu saat kita perlu membuat tulisan dengan tema “mimpi”. Setiap kita pasti pernah bermimpi, kan? Kita akan cek, siapa yang dapat menuliskan mimpinya dengan detail,” tuturnya.
Pertemuan pertama ini, menurut Kelik NW, harus ada kelanjutannya. “Sebaiknya setelah ini ada pertemuan berikutnya secara berkala. Dan setiap kita wajib setor karya, sebagaimana kata Kang Yusef, agar dapat saling koreksi,” ujarnya. (Syifa)
Sumber : Hidayah Nu
Tags:
Arsip Berita