Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Melihat Isu Muslim Uighur dari Perspektif Multikultur

Homepage

Melihat Isu Muslim Uighur dari Perspektif Multikultur

Sabtu, 19-01-2019
Dibaca: 279

MUHAMMADIYAH.ID, SLEMAN - Bidang Hikmah Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) AR Fakhruddin Kota Yogyakarta mengadakanDiskusi Umum bertemakan Fenomena Uighur bekerjasama dengan Pimpinan Komisariat IMM Rosyad Sholeh Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) dan PK IMM Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Unisa bertempat di Aula Kampus 1 Unisa, Jum’at (18/1).

Acara ini dibuka oleh Ketua Umum PC IMM AR Fakhruddin Kota Yogyakarta, Raihan Ibrahim Annas dengan membacakan pernyataan sikap atas nama PC IMM AR Fakhruddin Kota Yogyakarta terkait isu diskriminasi muslim Uighur.

Tujuan diselenggarakannya acara ini menurutnya, sebagai wujud dari peran mahasiswa terkait menganalisis isu-isu yang sedang terjadi salah satunya terkait isu diskriminasi muslim Uighur dalam perspektif HAM, politik Internasional dan juga kajian perspektif.

“Mayoritas media-media memberitahukan adanya diskriminasi muslim Uighur sedangkan kuatnya pengaruh Cina membuat negara takut berbuat banyak,termasuk Indonesia,” kata dia.

Selanjutnya, acara diisi oleh dua pembicara  yang memiliki perspektif  kajian media dan kajian HAM serta politik internasional yaitu Filosa Gita Sukmono, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)  dan Imam Mahdi, Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM Periode 2016/2018.

“Kita menganalisis terkait isu diskriminasi muslim Uighur juga melihat dari perspektif multikultur, dimana melihat perspektif  sebagai mayoritas dan sebagai minoritas. Bisa dilihat dari ini media memang tidak ada yang netral. Harapannya selain mendiskusikan ini tidak hanya membahas tentang diskriminasi muslim Uighur tapi juga perlu membahas kelompok minoritas sekitar kita,” jelas Filosa.

Sementara Imam Mahdi mengatakan bahwa fenomena Uighur perlu dilihat dan dianalisis dari segi komprehensif. “Fenomena Uighur dilihat dan dianalisis dari segi komprehensif, jangan dilihat secara parsial,” ungkapnya.

Acara yang membahas terkait isu perspektif HAM, Media dan Politik Internasional dihadiri  antusias oleh kader IMM se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (Syifa)

Sumber: Media IMM


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website