Membangun Kepedulian IMM Tehadap Masalah Lingkungan
Dibaca: 455
MUHAMMADIYAH.ID, KENDARI – Minimnya perhatian dari berbagai pihak mengenai isu lingkungan disadari betul oleh Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Sulawesi Tenggara. Dari kuragnya perhatian itu menurut DPD IMM Sulteng bisa mengakibatkan bencana seperti yang terjadi beberapa waktu lalu banjir bandang di Konawe Utara yang menghanyutkan 86 rumah warga.
Memahami akan perhatian dan kepedulian akan isu lingkungan dan dampak kebencanaan itulah, melalui Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang IMMawati DPD IMM Sulteng menggelar dialog Peran Lingkungan dan Rehabilitasi Perempuan bersama Rahmawati Husein, Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, pada Sabtu (13/7) di Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK).
Dalam paparan dialognya Rahmawati mendorong kader-kader IMM Sulteng terlibat aktif, khususnya Immawati untuk berperan mengedukasi perempuan yang bekerja di rumah tangga, dimana perempuan banyak aktivitas kesehariannnya mengahasilkan sampah rumah tangga.
“Selain menghasilkan sampah rumah tangga, ternyata perempuan juga lebih berpotensi menambah kerusakan lingkungan seperti air yang tercemar dari aktivitas mencuci, memandikan anak, serta aktivitas lainnya yang banyak dilakukan perempuan,” papar Rahmawati.
Dari permasalahan itulah, Rahmawati dalam dialognya mengajak seluruh kader IMM melakukan gerakan peduli lingkungan dengan penelitian dan riset. IMM juga perlu melakukan gerakan dan mempelopori bank sampah, hemat air wudhu, mengganti sedotan plastik, memanen air hujan mengingat Indonesia saat ini masih 85% tergolong ari bersih
Maka dari itu tegasnya, beliau mengajak seluruh kader IMM, IMMawan dan IMMawati, mahasiswa dan mahasiswi melakukan gerakan tersebut seperti penelitian dan riset terkait lokus yang menjadi tempat bisa diadakannya bank sampah, gerakan hemat air wudhu, mengganti sedotan plastik hingga memanen air hujan.
“Walaupun gerakan itu skala kecil tetapi kalau dilakukan dengan istiqomah akan memulihkan kembali lingkungan yang rusak. Karena sejatinya kerusakan besar terjadi karena ulah tangan manusia sendiri,” paparnya mengakhiri dialog. (Andi)
Sumber: Dea Indrayani
Tags:
Arsip Berita