Haedar: Pimpinan PTM Harus Paham Design Besar Arah Pendidikan Muhammadiyah
Dibaca: 450
MUHAMMADIYAH.ID, SLEMAN – Pemimpin Perguran Tinggi Muhammmadiyah (PTM) harus memahami design besar pendidikan Muhammadiyah yaitu mendidik generasi umat agar menjadi generasi ulul albab, generasi qurotta a’yun, generasi khairu ummah dan berbagai macam idealisasi yang dimiliki.
Hal itu dikatakan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat menyampaikan amanat dalam Leadership Training Angkatan ke-4 PTM yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengambangan (Dikti) PP Muhammadiyah di Hotel Jayakarta, pada Senin (15/7) malam.
Mengutip Kuntowijoyo, Haedar menyampaikan pendidikan Muhammadiyah adalah pendidikan Islam modern yang memadukan antara dimensi iman dan kepribadian disatu pihak dengan kemajuan dipihak lain. Sehingga lahir, kata Kuntowijowo kaum terpelajar muslim yang iman dan kepribadiannya kokoh tetapi berfikiran maju.
“Apa yang di tulis Kuntowijoyo pada tahun 1985 mengenai uraian pendidikan Muhammadiyah bagus sekali, sebagai upaya merekontruksi pendidikan Islam Modern. Itulah yang kemudian ditulis dalam Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah hasil Muktamar di Yogyakarta tahun 2010, kemudian masuk dalam keputusan tanfidz dan menjadi rujukan Majelis Dikti,” kata Haedar.
Haedar berharap kedepan pendidikan Muhammadiyah memiliki buku induk Muhammadiyah agar memberi penjelaskan dan memberi gambaran utuh mengenai sistem pendidikan Muhammadiyah.
“Ini penting agar Muhammadiyah tidak tertarik dengan kepentingan pragmatis dalam pendidikan yang hanya mengikuti alur apa adanya sesuai pasar. Kalau pasarnya sedang gemar dengan relovusi 4.0, maka itu yang diikuti. Itu bukan ciri pendidikan Muhammadiyah,” kata Haedar.
Haedar juga memberikan hal-hal yang perlu dilakukan pemimpin PTM agar pendidikan sesuai dengan cita-cita Muhammadiyah,
Pertama ideologisasi menjadi agenda penting saat ini dan kedepan. Ini semua tugas rektor, termasuk jajaran wakil rektor kemudian sampai dekan dan jabatan struktural lainnya di PTM punya tanggung jawab melakukan ideologisasi.
Haedar menyebut ideologisasi sebagai penanaman nilai-nilai Islam dan ke-Muhammadiyahan menjadi pondasi dari sistem pendidikan dan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan bukan hanya dimensi kognisi pengetahuan saja tetapi harus menjadi afeksi, identitas dan kultur di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah.
“Jadi Al-Islam Kemuhammadiyahan jangan hanya dikonstruksi parsial hanya menjadi urusan dosen Al- Islam Kemuhammadiyahan dan hanya diajarkan ke mahasiswa saja, tetapi lupa bahwa Al-Islam Kemuhammadiyahan itu juga harus menjadi pondasi dan bangunan dalam proses dan sistem seluruh pendidikan di Muhmmadiyah,” papar Haedar mengingatkan.
Kedua, bagaimana pimpinan PTM bisa membangun dan menguatkan dan juga mengembangkan regulasi sistem ke arah yang lebih baik. Regulasi sitem penting termasuk didalamnya tata kelola keuangan yang baik.
Ketiga, memimpin harus mampu bersinergi, dimana sinergi menjadi sangat penting di era sekarang ini.
“Saya percaya kalau semangat taawun (bersinergi) ini diterapkan di peryarikatan dan sesama PTM, Muhammadiyah akan dahsyat,” paparnya.
Keempat, fungsi strategis dimana memproyeksikan PTM masing-masing untuk naik kelas dan berkembang melampaui radiusnya.
“Yang kecil menjadi zona menengah dan yang menengah menjadi besar. Disitulah perlu membedakan hal-hal yang mana teknis dan mana strategis,” papar Haedar.
Tambahnya, semua PTM harus punya kiat strategi pengembangan agar PTM menjadi center of excellence.
Dalam paparannya di depan pimpinan PTM, Haedar juga mengucapkan terimakasih kepada Majelis Dikti PP Muhammadiyah dan semua pimpinan PTM diseluruh Indonesia yang sekarang berjumlah 167 perguran tinggi.
“Atas segala kiprah, penghikmatan dan perjuangannya yang luar biasa untuk membesarkan ptm kita di tempat masing-masing dengan segala dinamikanya suka dan duka tentu saja. Saya bisa merasakan betapa tidak mudahnya memimpin untuk memajukan perguruan tinggi Muhammaidiyah ditengah berbagai masalah, perkerjaan rumah dan tantangan yang tentu tidak ringan,” pungkas Haedar mengapresiasi PTM. (Andi)
Tags:
Arsip Berita