Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Rancang Bangun Pendidikan Muhammadiyah

Homepage

Rancang Bangun Pendidikan Muhammadiyah

Jum'at, 06-09-2019
Dibaca: 179

MUHAMMADIYAH.ID, SLEMAN –  Muhammadiyah telah menuai banyak prestasi lewat lembaga pendidikan, baik ditingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah mampu menjaga karakter pendidikannya.

Hal itu diungkapkan Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional (rakernas) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah.

Menurut Haedar, karena Muhammadiyah harus dapat menjaga karakter pendidikannya, karena itu para anggota Dikdasmen perlu memahami betul konsep pendidikan Muhammadiyah.

Haedar bercerita, KH Ahmad Dahlan  memulai merintis Muhammadiyah dari mendirikan sekolah yang berbentuk madrasah modern.  Pada saat itu terjadi banyak penolakan, karena seorang Dahlan dinilai meniru budaya barat, padahal pendidikan pesantren saat itu masih sangat kental.

“KH Ahmad Dahlan tetap istiqomah menjadikan pendidikan yang dirintisnya sebagai salah satu perspektif pendidikan era modern. KH Dahlan memperkenalkan pendidikan yang holistik antara pendidikan agama yang sifatnya dirasah islamiyah, atau yang secara sederhana orang menyebut sebagai integrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum,” jelas Haedar, ketika membuka acara di LPMP Kalasan, Kamis (5/9).

Menurut Haedar, api pembaharuan dapat menjadi pondasi dan filosofi dalam rancang bangun mengembangkan pendidikan Muhammadiyah.

“KH Dahlan yang tidak belajar pendidikan barat saja telah melampaui zamannya. Poin ini sangat penting karena sering anggota dan aktivis Muhammadiyah diberbagai lembaga majelis sering kehilangan obor sejarah ini,” ungkapnya.

Haedar juga mengutip pemahaman seorang sejarawan, Kuntowijoyo yang menyebut sistem pendidikan yang diperkenalkan oleh KH Ahmad Dahlan adalah sistem pendidikan yang bisa memajukan iman, kepribadian, dan kemajuan.

Dijelaskan Haedar, bahwa iman, akidah dan tauhid ini masuk dalam konteks ilahiyah, insaniah, dan alamiah. Sedangkan kepribadian itu membentuk karakter yang sebagaimana umat Islam al-akhlak karimah, namun orang Muhammadiyah melakukannya pada laku pada perbuatan dari lisan tutur kata sampai tindakan. (Syifa)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website