Persaingan Politik Menjadi Tantangan Terwujudnya Moderasi Beragama
Dibaca: 429
MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA,-- Al-Wasat Institute bekerjasama dengan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menyelanggarakan Seminar Nasional Moderasi Beragama dan Upaya Menangkal Radikalisme pada Kamis (12/12).
Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengatakan, sebagai mayoritas umat Islam harus percaya diri. Sehingga tidak perlu merasa khawatir dan terancam dengan tuduhan yang memojokkan. Sebab sebagai mayoritas, pastilah yang paling mayoritas pula mendapatkan tuduhan negatif, seperti koruptor, radikal dan sebagainya.
Faozan Amar, sekretaris Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah mengatakan, salah satu tantangan dalam praktik Moderasi beragama persaingan politik; seperti dalam pemilu kemarin.
Karena itu perlu keteladanan para elit, para pemimpin formal dan non formal dalam menyikapinya.
Sedangkan Abdurahman Mas’ud, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama selaku pembicara kunci menyampaikan bahwa Moderasi beragama sangat penting.
“Sebab Indonesia sebagai negara yang ditakdirkan Tuhan dengan kebhinekaan, maka perlu ada pemikiran, sikap dan perbuatan dalam beragama yang moderat. Sehingga kita bisa hidup rukun dan damai di bumi Indonesia,” ujarnya.
Jamil Wahab, Peneliti Puslitbang Kemenang RI menambahkan, hasil penelitian tentang tentang Indek Kerukunan Beragama tahun 2019 termasuk tinggi, yakni mencapai 73,83. Namun demikian, masih sering terjadi intoleransi dalam kehidupan keagamaan dan kebangsaan. Seperti dalam kasus terorisme, pelarangan ibadah, perusakan rumah ibadah, ujaran kebencian dan lain-lain.
Sumber: (FA/MAS/A'n)
Tags:
Arsip Berita