Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Haedar Nashir Hadiri Milad 101 Tahun SD Muhammadiyah Suronatan

Homepage

Haedar Nashir Hadiri Milad 101 Tahun SD Muhammadiyah Suronatan

Sabtu, 14-12-2019
Dibaca: 273

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir hadir dan memberikan tausyiah dalam perayaan 101 tahun SD Muhammadiyah Suronatan pada Sabtu (14/12) bertempat di gedung Fajar Group.

Sekolah ini menjadi sekolah swasta tertua di Indonesia terutama di lingkungan Muhammadiyah. Pada awalnya sekolah ini bernama Standart School didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918.

Salah satu tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah Suronatan yakni Prof Malik Fadjar, yang pernah menjadi Rektor UM Malang, Rektor UM Surakarta, Menteri Agama, Menteri Pendidikan bahkan pernah menjadi Menko Kesra (sekarang PMK) dan salah satu ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Artinya dari SD Muhammadiyah Suronatan itu betul-betul menjalankan poin janji pelajar Muhammadiyah, yaitu siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa,” terang Haedar.

Haedar juga berpesan kepada para siswa untuk semangat dalam menuntut ilmu seperti janji pelajar Muhammadiyah yang ketiga yaitu harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Selain memperdalam ilmu pengetahuan, Haedar berharap para guru menanamkan pendidikan karakter kepada siswa.

“Anak harus di ajari akhlak. Salah satu yang sudah diajarkan di SD ini adalah hormat dan patuh terhadap orangtua dan guru,” jelas Haedar.

“Jadi kalau mendidik itu tidak sekadar menjadi seorang ahli untuk menjadi pekerja. Sekolah bukan lah pabrik, sekolah bukan perusahaan, sekolah bukan balai, tetapi sekolah adalah wadah untuk mengembangkan pendidikan anak agar menjadi berkarakter dan berakhlak mulia dengan budi bekerti dan tumbuh akal budinya,” tegas Haedar.

Haedar juga menjelaskan bahwa dalam konteks pendidikan secara keseluruhan di seluruh dunia maupun dalam cita-cita kebangsaan nasional yang telah diletakkan para pendiri bangsa, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Yang cerdas itu bukan otaknya saja, tetapi akal budinya, sifatnya dan peran sosialnya,” pungkas Haedar.


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website