Pembukaan TM 3 IPM DIY Bahas Isu Pendidikan
Dibaca: 137
MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Pelatihan Kader Madya Taruna Melati (PKM-TM) 3 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) DIY resmi dibuka pada Ahad (12/01) bertempat di Gedung DPD RI D.I. Yogyakarta.
Ahmad Hawari Jundullah, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) IPM DIY mengungkapkan harapan sekaligus membakar semangat bagi para peserta dan tamu undangan, "Kita di sini sebagai pelajar DIY, yang punya privilage sebagai kota pelajar sudah sepatutnya kita harus membuktikan, bahwa yang harus ditonjolkan dari pelajar adalah segi intelektualitas, spiritualitas dan religiusitas," ungkapnya.
Kemudian, Ketua Pimpinan Pusat IPM Bidang Perkaderan, Monica Subastia -dalam sambutannya- turut mengapresiasi atas terselenggaranya PKM TM 3 IPM DIY. "Mewakili PP IPM, saya ucapkan selamat kepada PW IPM DIY, atas terselenggaranya PKM TM 3. Semoga setelah TM 3 ini, para peserta mampu membumikan dan mengaksiologikan 'Gerakan Pelajar Berdaulat' di daerahnya masing-masing," ujarnya.
Usai prosesi pembukaan yang ditandai dengan penyerahan kain batik kepada peserta, acara dilanjutkan dengan agenda Collaboratalk, yang mengusung tema: "Pelajar sebagai Subjek Pendidikan Indonesia". Adapun pemantik yang dihadirkan dalam Collaboratalk ini ada Drs. Muhammad Afnan Hadikusumo (Anggota DPD RI Perwakilan DIY), Muhammad Khoirul Huda, M.Pd. (Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah), dan Iman Sumarlan, S.IP, M.H.I. (MPK PWM DIY).
Dalam keynote speech-nya, Afnan memotivasi para peserta TM 3 dan para pelajar DIY. "Hal yang terpenting dalam kehidupan ini adalah kemandirian. Mumpung masih muda dan masa depan masih panjang, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan cari pengalaman sebanyak-banyaknya seperti pelatihan taruna melati ini." kata Afnan.
Muhammad Khoirul Huda dari Dikdasmen PP Muhammadiyah turut memaparkan pendapatnya mengenai pendidikan di Indonesia. Beliau menyatakan bahwa pelajar mulai berserikat atas nama ideologi ketika mereka mulai mengenakan seragam. Ia juga memaparkan, "Walaupun menurut PISA tingkat literasi Indonesia masih rendah, akan tetapi masyarakat Indonesia memiliki tingkat melek baca yang cukup bagus," kata Huda,
Sehubungan dengan hal itu, Iman Sumarlan berbicara mengenai sembilan persoalan pendidikan. Sembilan pokok persoalan tersebut meliputi : Regulasi standar nasional pendidikan yang masih menggantung, pergantian kurikulum, carut marut kebijakan dan undang-undang pendidikan, digitalisasi pendidikan, pendidikan karakter, sistem penganggaran dan pengadaan sekolah yang tidak seragam/standar, sistem belanja sekolah, masa depan buku pendidikan, pengembangan budaya literasi dengan program menulis dan meringkas.
Iman mengungkapkan jika Kurikulum 2013 (Kurtilas) itu sudah bagus karena sesuai dengan pelajar abad 21. Selain itu, beliau juga menjelaskan terkait digitalisasi pendidikan, dalam hal ini seorang guru tetap tidak bisa digantikan oleh teknologi karena guru akan menjadi teladan bagi para pelajar
“Seharusnya buku digratiskan. Buku apa saja, baik buku pelajaran maupun non-pelajaran, hal ini dilakukan agar bisa meningkatkan literasi di kalangan pelajar,” ujar Iman Sumarlan di akhir sesi bincang-bincang.
PKM TM 3 IPM DIY diikuti oleh 38 peserta, dari dalam dan luar DIY. Insya Allah, akan diselenggarakan pada tanggal 12-17 Januari 2020.
Acara pembukaan ini dihadiri oleh puluhan pelajar Muhammadiyah di DIY dan juga ada dari organisasi poros pelajar, seperti PW PII Yogyakarta Besar dan PW IPPNU DIY. Ada pun TM 3 IPM DIY kali ini mengusung tema: "Membumikan Aksiologi Pelajar Berdaulat". (Syifa)
Sumber : IPM DIY Dzik
Tags:
Arsip Berita