Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Ijtihad Membawa Kemajuan Umat dan Bangsa

Homepage

Ijtihad Membawa Kemajuan Umat dan Bangsa

Selasa, 14-01-2020
Dibaca: 599

MUHAMMADIYAH. ID, PASURUAN- Secara substansi KH Ahmad Dahlan memang mengajak umat untuk kembali kepada Al Quran dan As Sunnah. Dan mengembangkan ijtihad untuk membawa kepada kemajuan umat dan bangsa.
 
"Ar-Ruju’ Ila Al-Qur’an Wa As-Sunnah terjadi karena saat itu sebabnya adalah disaat islam mundur setelah baghdad jatuh pada tahun 1285, saat itu umat islam tidak lagi merujuk kepada Al qur’an dan As sunnah. Bahkan cenderung sebagian meningalkan itu. Sehingga islam yang rahmatan lil alamin, islam yang mempunyai tugas untuk menyempurnakan ahlak dan islam yang wahyu utamanya iqra itu tidak hidup setelahnya," jelas Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Selasa (14/1) dalam acara Refleksi Milad 107 tahun Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pasuruan.
 
Maka dengan Ar-Ruju’ Ila Al-Qur’an Wa As-Sunnah, KH Dahlan ingin mengenalkan tajdid. Apasih makna tajdid itu? Pertama, mengembalikan sesuatu pada tempatnya. 
 
"Ada banyak orang yang sudah menyimpang atau meninggalkan al qur’an dan sunnah Nabi, oleh KH Dahlan diajak kembali ke situ," jelas Haedar.
 
Kedua, untuk saling hidup menghidupkan. Orang tidak lagi menjadikan islam sebagai daya hidup. 
 
"Risalah islam itu sebagaimana rasul mencontohkan dan mengajak kita untuk memiliki daya hidup. Contoh, orang islam hafal al ma’un. Al maun di hafal dan dibaca setiap hari selama ratusan tahun, tetapi tidak menimbulkan gerakkan sebagai hal yang itu diperintahkan, menyantuni orang miskin, anak yatim," ujar Haedar.
 
Dari Al ma’un kemudian KH Dahlan lahirkan gerakkan membikin rumah sakit. Lahir rumah miskin dan rumah yatim, kemudian panti asuhan.
 
"Lahirlah gerakkan sosial dari surat al ma’un, lahirlah gerakkan untuk memberdayakan umat yang disebut sebagai kelompok mustadh’afiin. Dan itu perintah Al qur’an. Sampai kalau kita tidak menjalankannya disebut sebagai pendusta agama," tutur Haedar.
 
Contoh berikutnya lagi yang dilakukan KH Dahlan ialah ketika mengajarkan surat Al Asr yang diajarkan selama 6 bulan kepada santrinya. 
 
Ayat ini memiliki arti yang mendalam, bahkan kata Imam Syafii, andaikan setiap manusia itu memperlajari betul-betul isi surat Al Asr ini maka, seluruhnya sudah mencukupi. Betapa angungnya ayat ini sangat mendalam. Demi waktu, kata Muhammad Abduh bukan hanya waktu sholat, pergeseran hari dan tanggal, tapi waktu ketika orang itu mengisi waktu tersebut dengan perbuatan-perbuatan dan amalan-amalan baik dan menghindari amalan-amalan yang buruk. 
 
"Sedangkan menurut Al Qardhawi Al Asr adalah kemodernan, hidup ditengah perkembangan zaman tetap kita punya jiwa akal pikiran islam. KH Dahlan mencoba melahirkan itu, maka tidak terlalu banyak hanya sekitar beberapa ayat Al qur’an yang diajarkan nya. Tetapi semuanya melakukan perubahan untuk kemajuan umat dan manusia. Dari situ kemudian lahirlah pendidikan islam modern. Amal usaha PTM merupakan proses kemandirian kita, bahkan di luar negeri dan seluruh Indonesia," pungkas Haedar. 
 
Selain memberikan tausyiah, Haedar turut meresmikan gedung Abu Bakar SD Al Kautsar, meresmikan Masjid Al Hidayah, dan meletakan batu pertama pembangunan asrama SPEAM Putra.

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website