Jejak Juang SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo
Dibaca: 177
MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti turut menanggapi atas kasus yang terjadi di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo.
Mu’ti bercerita, bahwa SMP Muhammadiyah Butuh telah berdiri tahun 1989. Pada awalnya jumlah siswanya cukup banyak. Berdirinya sekolah negeri berdampak pada berkurangnya siswa.
“Tetapi SMP Muhammadiyah Butuh tetap berprestasi dan banyak alumninya berhasil dalam karir professional,” terang Mu’ti pada Jum’at (14/2).
SMP Muhammadiyah Butuh, dalam kasus ini menerima tiga siswa pindahan yang karena dikeluarkan dan ditolak oleh sekolah negeri.
“Dengan segala keterbatasan dan komitmen melayani masyarakat anak-anak "bermasalah" tersebut diterima dengan harapan dapat dibina dengan baik,” tuturnya.
Mu’ti menegaskan, bahwa jadi tidak adil kalau hanya karena satu kasus sekolah ditutup.
“Kalau mau dibuka, kekerasan di sekolah masih banyak terjadi termasuk sekolah negeri. Apakah pemerintah akan menutup sekolah-sekolah itu?,” tegas Mu’ti.
Diakhir, Mu’ti mengatakan bahwa, masih ada masalah dan kekurangan itu tidak bisa dipungkiri.
“Itulah yang menjadi tugas kita bersama. Sebaiknya para pejabat pemerintah memahami masalah secara komprehensif dan tidak mengambil kebijakan yang emosional,” tutupnya.
Tags:
Arsip Berita