Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Sinergitas UMY dan Pemerintah Lewat Government Gathering

Homepage

Sinergitas UMY dan Pemerintah Lewat Government Gathering

Rabu, 19-02-2020
Dibaca: 125

MUHAMMADIYAH.ID, BANTUL -- Lembaga Kerja Sama (LKS) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghadirkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dalam kegiatan Government Gathering on Good and Green Governance (G5) yang digelar di Sportorium UMY, Selasa (18/2).

Kegiatan tersebut dilaksanakan mengingat sekarang banyaknya isu persoalan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di berbagai daerahdi Indonesia. Selain itu, Government Gathering on Good and Green Governance (G5) adalah bentuk penghargaan kepada Pemerintah Daerah mitra kerja sama UMY serta civitas akademika UMY atas komitmen, kerjasama, dan kerja keras dalam membangun dan mengembangkan daerah.

Ganjar dalam kesempatan itu diberondong banyak pertanyaan mengenai tips mengajak anak muda menjaga lingkungan, pungli, dan isu pencemaran lingkungan yang terjadi di Bengawan Solo beberapa waktu yang lalu.

“Apakah menjadikan green government mudah? Tidak. Saya meminta mahasiswa magang, akan diajari bagaimana problem solving, teori dan observasi,” ungkapnya, saat berdiskusi.

Selain itu, Ganjar juga mengaku sedang menggalakkan kegiatan Anti Korupsi di sekolah-sekolah di Jawa Tengah.

“Kata (berdasarkan survei) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Provinsi paling berintegeritas sekarang ini Jawa Tengah,” tuturnya.

Ditanya soal kegiatan hari ini, Ganjar mengaku diskusi dengan mahasiswa sangat menyenangkan apalagi banyak mahasiswa-mahasiswa yang berusaha mengkritisi.

“UMY mampu menyedot remaja, mahasiswa, generasi muda, untuk berbicara langsung dengan tokoh atau Kepala Daerahnya,” kata dia.

Ia juga mengaku acara pertemuan semacam ini sangat bagus sehingga dapat membuka wacana mahasiswa agar mereka terbuka dan membumi.

Government Gathering yang ke-2 ini mengangkat tema G5 (Government Gathering on Good and Green Governance) dengan Tagline “Better Government for Better Environment”. Ada tiga sesi dalam acara ini yaitu sesi pertama yang diawali dengan pembukaan, sambutan, dan penandatanganan MoU, sesi kedua yaitu diskusi tentang Good Governance bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, lalu dilanjutkan sesi ketiga yaitu diskusi  tentang Green Governance bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, melalui teleconference. Selain itu juga turut hadir Kepala Daerah dari berbagai kota di Indonesia, seluruh rektor universitas di Yogyakarta, dan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah di Yogyakarta.

Dalam kesempatan yang sama  Rektor UMY, Gunawan Budiyanto, menyampaikan bahwa UMY perlu melakukan networking bersama bupati, walikota, kepala daerah maupun lembaga pemerintah untuk bersama-sama bahu membahu melaksanakan pembangunan.

"Government Gathering on Good and Green Governance ini menjadi sebuah bentuk penghargaan kami kepada Pemerintah Daerah mitra kerjasama UMY serta civitas akademika UMY atas komitmen, kerjasama, dan kerja kerasnya dalam membangun dan mengembangkan daerah. Kegiatan ini juga ditujukan untuk memetakan potensi daerah dan mempertemukannya dengan para akademisi di kampus, guna menghasilkan suatu ide inovasi agar potensi yang dimiliki oleh daerah dapat lebih dikembangkan lagi demi kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat daerah," ungkap Gunawan.

Sementara itu, Wakil Rektor UMY bidang Kerjasama dan Internasional, Achmad Nurmandi, mengungkapkan bahwa sebelumnya UMY telah melakukan pertemuan dengan beberapa kepala daerah. Untuk memetakan dan mencari solusi dari problem yang dihadapi oleh masyarakat di daerah. Dalam pertemuan tersebut selain ditemukan persoalan mengenai korupsi, kolusi, nepotisme, dan kebijakan pemerintah dalam hal isu lingkungan, juga ditemukan isu mengenai kurangnya perhatian mengenai kesehatan terhadap masyarakat terpencil di daerah. 

"Menanggapi pertemuan dengan beberapa kepala daerah tersebut, maka kedepannya kami berencana untuk membuat KKN untuk mahasiswa kedokteran yang akan ditempatkan di daerah kepulauan terpencil di Indonesia. Di samping karena mahasiswa jurusan kedokteran mungkin selama ini tidak pernah melaksanakan program KKN, hanya praktik kerja lapangan di rumah sakit. Selain itu juga karena menurut kami untuk saat ini kebanyakan dokter hanya berpusat di pulau Jawa saja, jadi di daerah terpencil kurang diperhatikan. Padahal sebenarnya masyarakat yang lebih sering membutuhkan tenaga medis itu adalah masyarakat yang jauh dari rumah sakit. Hal ini tentu saja dapat menjadi bentuk kontribusi baru dari UMY untuk masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah terpenci," tutup Nurmandi. (Syifa)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website