Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Kehadiran Islam sebagai Agama yang Sempurna Perlu Diyakini dan Diamalkan

Homepage

Kehadiran Islam sebagai Agama yang Sempurna Perlu Diyakini dan Diamalkan

Kamis, 05-03-2020
Dibaca: 553

MUHAMMADIYAH.ID, BANTUL –  Ada sebuah pertanyaan mana orang yang lebih baik antara orang Islam yang memiliki amal kebajikan dengan non muslim yang amal kebajikannya banyak. Jawabannya, tentu dua-duanya sama-sama tidak baik. Sejatinya umat muslim yang tidak mengamalkan ajaran agama Islam pun juga tidak baik, untuk itu pengamalan nilai dan sistem Islam tentu sangat penting dimiliki orang muslim.

Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto dalam Kuliah Umum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (4/3).

Agung melanjutkan, di Negara Indonesia yang hadir dengan berbagai ras, suku, dan agama, Muhammadiyah bisa memaklumi adanya pluralitas dalam keberagamaan. Masing-masing memiliki hak untuk memiliki keyakinan dan beribadah sesuai dengan pengalamannya tersebut. Sehingga karenanya walaupun agamanya bukan Islam ya tetap berhak untuk hidup di Indonesia nah itu pluralitas beragama.

“Tetapi Muhammadiyah tidak bisa menerima pluralisme beragama  yakni kita orang Islam meyakini kebenaran Islam tetapi juga meyakini kebenaran agama lain. Nah itu yang tidak bisa diterima oleh Muhammadiyah. Dalam konteks itu kebenaran beragama Muhammadiyah meyakininya tunggal, ya hanya kita (Islam), walaupun kita perlu toleran dengan penganut agama yang lain,” jelas Agung.

Menurutnya, kehadiran Islam sebagai agama yang sempurna perlu kita yakini dan amalkan. Namun, tidak dapat dipungkiri, kelompok revivalis beranggapan bahwa Islam agama sempurna sehingga karenanya semua aturan sudah ada di agama Islam sehingga ketika mereka mengajak untuk masuk keagama Islam secara utuh itu dimaknai dengan mengikuti seluruh sistem Islam yang telah dipraktekkan pada masa nabi dan sahabat. Sehingga Islam disamping nilai juga memuat aspek sistem.

“Sementara Muhammadiyah memahami itu (Kesempurnaan Islam-red) adalah kesempurnaan tata nilai yang ada di dalam al-Qur’an sementara sistemnya bagaimana perincian dari tata nilai yang universal itu tadi masih perlu penjabaran lebih lanjut dikemudian hari, karena peradaban kebudayaan itu semakin lama semakin menuju kepada kesempurnaan bukan menuju kekurangan sehingga konsep agama yang sempurna yaitu sempurna bagi tata nilai dasar tetapi sistem tertentu tidak bisa merujuk pada sistem masa lalu contohnya system pemerintaha, ekonomi, sosial, budaya, arsitektur tidak merujuk pada masalalu tetapi sistemnya perlu direkonstruksi ulang sehingga menjadi sistem yang kontemporer,” kata Agung.

Sudah sepatutnya, lanjut Agung, Islam sebagai agama yang menjadi petunjuk manusia dan agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, sehingga pemuluk Islam harus bisa mengaktualisasikan diri sebagai agen yang menciptakan rahmat bagi semesta alam.

Agung menyampaikan salah satu doktrin Muhammadiyah adalah umat manusia harus bertauhid  tanpa tauhid manusia derajatnya menjadi lebih rendah dari hewan.

“Spiritualitas itu menyatu dalam hati piker ucapan dan tindakan, orang yang memiliki spiritualitas yang baik bukan hanya orang yang berdiam diri di masjid untuk berdzikir membaca Qur’an dll tetapi juga orang yang disamping dia berdzikir, baca Qur’an tetapi pikirnya, hati, perkataan dan perbuatannya selalu melandaskan pada Allah SWT,” kata dia.

Menurut Agung, ada yang penting diingat, Spiritualitas itu sebaiknya tidak diabaikan meski telah banyak beramal sholeh karena efeknya manusia yang sudah banyak beramal sholeh tanpa melakukan ibadah mahdah banyak yang juga tidak tenang hatinya sehingga pelaksaan amal sholeh dan ibadah mahdah harus dilakukan.

“Sehingga kalau polanya Muhammadiyah, baca Qur’an dihafalakan, dipahami, kemudian diamalkan,” pungkasnya. (Syifa)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website