Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Kendati Muhammadiyah hingga Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa beribadah di rumah dalam masa pandemi Covid-19, sampai hari ini Senin (20/4) tetap ditemukan beberapa masjid yang tidak patuh dan tetap menggelar ibadah berjamaah di sejumlah tempat.

 

Berkaitan dengan hal tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan bahwa makna kategori Ulul Albab di dalam Alquran adalah orang beriman yang memahami hukum alam (sunatullah) sehingga modal keimanannya tidak menjadikannya berlaku takabur terhadap berbagai hal, termasuk Covid-19.

 

“Dalam pengertian yang luas al-lub (pikiran), fu’ad (nurani), dan akal berhubungan dengan kecerdasan sehingga akal digunakan secara luas sebagai kecerdasan atau pencerahan. Ulul albab adalah orang yang tercerahkan dan cerdas,” kata Mu’ti dalam acara Damai Indonesiaku bertema “Manusia dan Alam Semesta” di Jakarta, Ahad (19/4).

 

“Yaitu orang yang senantiasa ingat Allah dalam keadaan apapun. Juga senantiasa memikirkan semua yang maujud (ada) di alam ini, merenungkan peristiwa dan mengambil kesimpulan (proses empiris). Pengamatan semesta harus mendekatkan kesadaran pada Allah. Alam ini adalah makhluk yang memiliki tabiatnya masing-masing, ahli ilmiah menyebutnya law of nature, agama menyebutnya sunatullah,” terangnya.

 

Menurut Mu’ti kerangka berpikir tersebut penting karena ketimpangan maupun dikotomi antara ilmu sains dan spiritualitas akan melahirkan ahli sains yang menjauh dari Tuhan atau justru orang yang nekat dan meremehkan hukum alam karena terlampau memaknai iman secara tidak tepat.

 

“Mereka tidak sadar bahwa alam mengikuti hukum Tuhan, sehingga mereka semakin jauh. Dalam Islam, orang yang semakin paham akan semakin dekat dengan Tuhan, mencerahkan orang lain, Ulul Albab,” imbuhnya. (afn)