Muhammadiyah Dirikan Puluhan Hunian Rumah Bagi Korban Longsor di Bogor
Dibaca: 119
MUHAMMADIYAH.ID, BOGOR - Sehari-hari, pekerjaan Pak Sama (65 tahun) biasanya menanam sayuran dan buah-buahan di kebun, juga menanam padi di sawahnya. Setelah bencana longsor menimpa warga Kecamatan Sukajaya, khususnya di Desa Cisarua, pada 1 Januari 2020, hidup Pak Sama akhirnya tak seperti biasanya lagi. Kebun dan sawahnya hilang lenyap tertimpa longsor. Dan kini, hanya tersisa sedikit saja lahan yang bisa ia garap.
“Dulu, Bapak banyak sekali tanaman, buah dan sayur yang bisa ditanam dan dijual untuk kebutuhan sehari-hari. Sekarang tinggal pohon pisang saja,” kata Pak Sama bercerita.
Pasca bencana longsor itu, Pak Sama dan keluarganya mau tidak mau harus tinggal di tenda pengungsian dengan kondisi sempit dan kurang nyaman.
“Kalau ada angin, terpalnya berisik dan hampir terbang kebawa angin,” ujar dia memberitahukan kondisi tenda pengungsian yang sempat dihuninya beberapa bulan.
Karena kondisi inilah, sejak bencana longsor itu menimpa warga, Persyarikatan Muhammadiyah terus memberikan perhatian yang besar dengan mengirimkan berbagai macam bantuan. Yakni dengan menurunkan tim relawan Muhammadiyah untuk mengevakuasi korban, sekaligus mengirimkan bantuan kebutuhan pangan, pengecekan kesehatan oleh dokter dan donasi yang telah dikumpulkan oleh warga Muhammadiyah dari berbagai wilayah melalui Lembaga Zakat, Infaq Dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu).
Pak Sama pun berterima kasih kepada Muhammadiyah, setelah menunggu sekitar tiga bulan, ternyata Muhammadiyah pun serius membangun 94 unit hunian sementara yang layak untuk warga. Tak terkecuali bagi Pak Sama, hingga saat ini, ia akhirnya bisa tinggal di hunian sementara itu.
“Saya tidak tahu sebelumnya apa itu Muhammadiyah. Sekarang kalau ada yang tanya, saya akan bilang kalau Muhammadiyah yang sudah baik sekali sama kita, membantu orang tidak mampu. Muhammadiyah peduli pada kita,” kata Pak Sama.
Di sisi lain, salah satu korban Bencana Longsor di wilayah barat Kabupaten Bogor ini, Ibu Iis (35) mengatakan, dirinya kebingungan karena tidak punya tempat tinggal. Longsor itu membuat rumah yang dulu ia tinggali menjadi kenangan. Sekalipun Muhammadiyah telah membangun unit hunian sementara, awalnya ia ragu untuk menempatinya.
“Sebelum pindah ke huntara mah, takut bocor, sempit, panas dan tidak nyaman. Apalagi kalau ada hujan dan angin. Takut rubuh saja. Tapi setelah pindah, Alhamdulillah merasa lega, enak, aman dan deketan sama tetangga,” kata Ibu Iis menjelaskan.
Muhammadiyah, menurut Ibu Iis, telah berjuang keras untuk membantu korban bencana longsor di Sukajaya. "Mungkin yang lain gak ada ya seperti Muhammadiyah bisa membangun huntara sebanyak ini di sini,” ujarnya.
Muhammadiyah dalam hal ini telah menyelesaikan misi kemanusiaannya di Desa Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Muhammadiyah membangun 94 unit hunian sementara (huntara), 5 unit latrine (MCK) dan 1 unit mushola. Bantuan ini tak lepas dari peran warga Muhammadiyah yang turut berdonasi melalui Lazismu di berbagai wilayah.
Tak hanya itu, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) pun ikut menyumbang dalam pembangunan mushola dan 15 huntara dari total yang ada. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor juga telah menyerahkan sekaligus meresmikan bantuan tersebut pada warga, Ahad 19 April 2020.
Ketua MDMC Kabupaten Bogor Nana Muljana menambahkan, semua gang di hunian sementara ini diberi nama para tokoh Muhammadiyah, misalnya blok Nyai Walidah, KH. AR Fachrudin, KH Faqih Usman, dan lain-lain. Sementara Musholla diberi nama KH. Ahmad Dahlan. Hal itu, katanya, agar ciri khas Muhammadiyah semakin terasa di lingkungan huntara.
“Kurang lebih tiga bulan ini, kami berjibaku di sini dari mulai pencarian korban, membuka dapur umum, memberikan sembako dan layanan kesehatan, dan lain-lain. Para relawan yang luar biasa, menempuh jarak berkilometer dengan berjalan kaki untuk mencapai lokasi bencana dalam rangka memberikan segala bantuan,” terang Nana.
Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Mohamad Gofar menuturkan bahwa gerakan kemanusiaan ini adalah kerja bersama semua pihak. “Ini kerja sama yang melibatkan banyak orang. Senang sekali Muhammadiyah bisa senantiasa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk umat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Cisarua, Samit mengatakan, dirinya berterima kasih pada Muhammadiyah, khususnya relawan yang tergabung di MDMC . “Bantuan ini tentunya sangat bermanfaat, apalagi rumah adalah kebutuhan yang sangat pokok bagi warga,” ujarnya.
Selain hunian sementara, Muhammadiyah Kabupaten Bogor juga meresmikan bantuan berupa Pipanisasi untuk distribusi air bersih di Kampung Cibeber Kulon, Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung. Total panjang pipa tersebut dari pusat mata air ke pemukiman warga sejauh 3 KM. ke depannya, saluran air bersih ini akan dikelola oleh PC Muhammadiyah Nanggung. Sebelumnya, pipa yang mengalirkan air bersih itu hancur diterjang longsor yang menerjang kawasan tersebut.
Ketua MDMC Indonesia, Budi Setiawan mengungkapkan program jaringan pipa air di Nanggung dan huntara di Sukajaya bisa selesai relatif cepat. Hal ini karena kerjasama yg baik dengan warga Muhammadiyah yang dimotori PDM dan PCM.
"Kami berharap masyarakat dapat merawat dengan sebaik-baiknya, terutama di masa pandemi Covid 19 saat ini," ujarnya.
Banyak warga yang menjadi korban longsor di Cisarua tentu saja khawatir jika Ramadhan datang, mereka masih tinggal di tenda pengungsian. Kabar baiknya, hal itu tidak terjadi. Saat ini mereka bisa menyambut Ramadhan dengan tenang, karena sudah punya hunian untuk ditempati.
Haedar Nashir sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah merasa sangat bersyukur terkait rampungnya program Muhammadiyah ini. Dia berharap, semua bantuan dapat bermanfaat untuk masyarakat.
"Insya Allah ini menjadi amal saleh untuk semua yang terlibat," tutupnya. (ilham)
Tags:
Kategori:
Arsip Berita
