Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Lazismu Siapkan Program Pemberdayaan Jangka Panjang Bagi Guru dan Da'i di Berbagai Pelosok Indonesia

Homepage

Lazismu Siapkan Program Pemberdayaan Jangka Panjang Bagi Guru dan Da'i di Berbagai Pelosok Indonesia

Sabtu, 02-05-2020
Dibaca: 105

MUHAMMADIYAH.ID, MALAYSIA - Kajian online Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Jumat (1/5) menghadirkan pembicara Ketua Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hilman Latief yang juga merupakan Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Hilman mengatakan bahwa menjalankan sebuah lembaga ZIS yang dinaungi oleh sebuah Ormas Kemasyarakatan (Ormas) seperti halnya Lazismu di Muhammadiyah atau lembaga-lembaga yang serupa di NU dan Persis, memiliki tantangannya tersendiri.

"Hal ini akan memengaruhi pola dan kultur gerak lembaga tersebut, yang notabene sangat berbeda dibanding lembaga-lembaga ZIS yang tidak melekat pada Ormas. Tantangannya adalah bagaimana memastikan Lazismu dapat bergerak secara professional,” jelasnya.

Hilman mengingatkan bahwa landasan dan arah kerja Lazismu adalah berpandukan Alquran surat Attaubah ayat 60 yang mensyariatkan tentang delapan asnaf yang berhak atas zakat umat. Selain itu, Lazismu juga diamanatkan menjalankan rekomendasi Muktamar terkait tugas dan fungsi Lazismu.

"Kita perlu mengonsepkan grand design dan strategi khusus Persyarikatan tentang pengentasan kemiskinan. Dengan kata lain, saat ini kita belum memiliki konsep tersebut yang seharusnya didefinisikan menurut Persyarikatan Muhammadiyah melihat kondisi riil masyarakat kita,” jelasnya.

Lazismu juga perlu merumuskan indikator kemiskinan versi Muhammadiyah. Tanpa indikator, maka tiada akuntabilitas.

“Hanya semangat saja tidak cukup, karena tidak akan ada dampak riil," tuturnya.

Sementara untuk penanggulangan pandemi Covid-19, Lazismu berkomitmen dana yang cukup signifikan kepada Persyarikatan melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). Namun, tambah Hilman, apa yang tak terlihat adalah, Lazismu menyiapkan program pemberdayaan jangka panjang untuk membantu golongan yang krusial seperti para guru dan da'i di berbagai pelosok Indonesia.

"Dalam memberdayakan mereka, kita berusaha agar tidak hanya sekadar memberi bantuan. Namun kita menjaga harga diri mereka dengan menawarkan program pemberdayaan yang bersifat jangka menengah dan panjang," papar Hilman.

PR yang lebih besar, menurut Hilman, adalah upaya menyusun strategi untuk merawat 'mindset of giving' warga dan donatur untuk jangka panjang.

"Ini agak sulit dan tidak menentu, karena kita masih belum tahu apakah setelah 'panic giving' yang terjadi di awal-awal pandemi ini akan berlanjut setelah Idul Fitri,atau bahkan beberapa bulan ke depan,” kata Hilman.

Untuk mengetahui itu, Hilman berkata bahwa Lazismu sedang melakuksn survey kepada warga dan muzaki terkait trend kesulitan dan sikap terhadap ZIS sepanjang dan setelah situasi Covid-19 ini.

Sumber: Sonny Zulhuda


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website