Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Mempertahankan Lembaga Zakat Selama Covid-19

Homepage

Mempertahankan Lembaga Zakat Selama Covid-19

Rabu, 13-05-2020
Dibaca: 177

Oleh : Irvan Shafullah (Pegiat Lazismu Lamongan)

Pengelolaan lembaga zakat di tengah pandemi Covid-19 sangat menantang. Sebab, semua lembaga zakatsejak jauh-jauh hari sebelum wabah merebak, sudah mempersiapkan strategi penggalangan dana zakat. Sayangnya, ramadan tahun ini tidakakansama seperti tahun kemarin. Krisis sosial dan ekonomi akibat pandemi covid 19 akan berdampak pada kondisi ekonomi muzakki (pemberi zakat).Penerimaan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) bahkan donasi diprediksi tidak akan mencapai target nasional. Sebagaimana diketahui, pada tahun 2019 hanya sepertiga saja yang berhasil terkumpul dari total target dana zakat 10 triliun yang ditetapkan Badan Amil Zakat Nasional. Apalagi tahun ini. Sudah ada beberapa sinyal lembaga zakat akan kesulitan bergerak. Lembaga zakat harus berupaya mengembangkan program yang adaptif selama pandemi berlangsung.

Empat Karakter Lembaga Zakat

Ada empat karakter “pemasaran” (marketing) yang lazim terjadi pada lembaga zakat. Pertama, maksimal menggunakan alat promosi tapi sulit meyakinkan muzakki berzakat. Kedua, upaya minimal,tidak berhasil meyakinkan muzakki dan sedikit mendapat kepercayaan. Ketiga, maksimal berupaya (effort), berhasil meyakinkan muzakki dan mendapat kepercayaan masyarakat. Keempat, promosi minimal tapi mendapat banyak muzakki dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Karakter nomor satu dan dua merupakan model lembaga zakat yang sedang dalam tahap berkembang.

Karakter nomor tiga dan empat adalah yang paling ideal. Lembaga zakat dengan karakter nomor tiga mengeluarkan banyak biaya promosi dan sponsor. Tapi memperoleh hasil yang sebanding dengan target. Lembaga zakat dengan karakter nomor tiga ini biasanya adalah badan zakat kredibel. Mereka mampu mengelola dana zakat, infaq dan sedekah secara profesional.

Lembaga zakat dengan karakter nomor empat biasanya adalah masjid. Model lembaga zakat yang dikelola masjid jelas tidak membutuhkan banyak promosi dan mudah mendapatkan muzakki. Sebab, masjid punya basis sosial yang cukup untuk menopang terselenggaranya penggalangan dana zakat, infaq dan sedekah. Hanya saja problem klasiknya adalah kurang berdampak langsung secara sosial dan ekonomi bagimasyarakat.

Menghadapi Pandemi Covid-19

Tiga tahunlalu, saat mengawali bekerja sebagai amil,saya kelimpungan dan  stres. Apalagi harus merintis dari awal.Kami belum punya sarana dan prasarana berupasumber daya manusia, kantordan lain sebagainya.  

Kamimenemukan jalan keluar secara perlahan. Konsolidasi tim mulai terbangun. Kami bereksperimen dengan sejumlahstrategi.

Pertama, berinovasi dengan model promosi. Semakin kreatif semakin baik.Kedua adalah, memanfaatkan perangkat teknologi. Kami berupaya bekerja dengan strategi multiplatform. Ketiga, mengelola lembaga berprinsip pada data.Tidak terelakkan lagi bahwa data adalah sumber penting manajemen lembaga serta menentukan langkah yang akan diambil oleh tim.  

Problemnya, tiga strategi itu harus disesuaikan kembali di tengah merebaknya wabah covid-19. Lembaga zakat harus ikut berubah. Tidak cukup lagi mengandalkan strategi lama, walaupun berhasil dijalankan selama ini.

Lembaga zakat harus aktif memantau calon muzakkiLembaga perlu mengenal demografi dasar kelompok calon muzakki seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, keuangandanstatus. Perhatikan juga bentuk-bentuk ketertarikan para muzakki baru secara keseharian, seperti gaya hidup dan hobi. Manfaatkan media sosial untuk memahami karakter calon muzakki. Hal ini diperlukan supaya kita mampu mendesain alat promosi yang relevan. Sebab, ketika pandemi covid-19, terjadi perubahan prioritas pengeluaran uang. Desain program yang mampu menarik minat para muzakki baru meski saat ini situasi ekonomi kian menurun akibat Covid-19.

Lembaga zakat harus pintarmengelola kebutuhan muzakki baru dan muzakki lama. Bagi muzakki baru atau orang-orang yang baru mengenal lembaga zakat, mereka butuh memastikan praktik transparansi, komitmen dan profesionalitas tim pengelola dana zakat, infaq dan sedekah. Mereka juga butuh laporan evaluasi lembaga zakat secara sederhana. Sedangkan bagi muzakki “lama” atau para donator tetap lembaga yang sudah bergabung, pengelola lembaga zakat harus semakin prima menyelenggarakan pelayanan. Respon secara tanggap dan cepat apa saja yang menjadi kebutuhan mereka. Entah informasi atau penawaran terbaru. Jika mereka butuh bantuan terkait zakat, segeralah merespon. Bangun komunikasi secara erat dan bermakna dengan mereka.

Para muzakki adalah bagian terpenting ekosistem zakat, infaq dan sedekah. Lembaga zakat harus menjaga kepercayaan dan komitmen mereka untuk memajukan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Maka sangat penting untuk segera berbenah di tengah masa pandemi Covid-19. Lembaga zakat harus memperbarui strategi dan program yang mereka kelola.


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website