Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Kurangnya Akses Ekonomi, Sebabkan Angka Kemiskinan di Indonesia Tinggi

Homepage

Kurangnya Akses Ekonomi, Sebabkan Angka Kemiskinan di Indonesia Tinggi

Rabu, 18-05-2011
Dibaca: 5513

Yogyakarta- Lemahnya akses terhadap sumberdaya alam dan sumber ekonomi lainnya menjadi penyebab utamanya kemiskinan masyarakat. Saat ini angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi, yakni sekitar 17%. Dalam bidang pertanian, banyaknya konversi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan yang tidak terkontrol mengakibatkan akses petani terhadap lahan pertanian menjadi sulit. Akibatnya, petani berlahan sempit semakin terdesak sehingga semakin menyengsarakan rakyat yang terus menerus mengalami proses pemiskinan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Said Tuhuleley, menjelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Dialog Kerakyatan yang rencananya diselenggarkan pada Jumat – Minggu (20-22/5) di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur.

Said memaparkan permasalahan besar dihadapi bangsa Indonesia mengingat masih tingginya angka kemiskinan yang berkisar sekitar 17%. “Mereka yang miskin atau dimiskinkan ini umumnya adalah petani, buruh, dan pekerja di berbagai sektor informal lainnya. Faktor utama penyebab kemiskinan kelompok masyarakat tersebut adalah lemahnya akses terhadap sumberdaya alam dan sumber ekonomi lainnya,” jelasnya, Rabu (18/5).

Ia menambahkan jika dalam bidang pertanian, banyak petani yang tidak memiliki lahan pertanian karena lahan tersebut banyak dikonversi menjadi kawasan perumahan, pabrik, dan berbagai peruntukan lainnya. Konversi lahan dan luas kepemilikan yang tidak terkontrol mengakibatkan akses petani kecil terhadap lahan pertanian menjadi sangat sulit. Hal ini juga menyulitkan sebuah Negara untuk mencapai pertanian mandiri apabila lahan bagi pelaku sektor pertanian, khususnya pedesaan, nyaris tidak ada. Akibatnya, petani berlahan sempit pun semakin terdesak.

Terkait dengan kualitas tanah, Said mengungkapkan kualitas tanah relatif mengalami penurunan drastis. Pada gilirannya, penurunan kualitas tanah dan air menyebabkan penurunan produktifitas hasil pertanian. “Penurunan mutu terjadi karena pengelolaan sumberdaya tanah dan air yang buruk dan ditambah dengan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi tanah tanpa sama sekali mempertimbangkan perlunya keseimbangan ekosistem,” terang Said.

Semua hal diatas, diakui Said tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ekxternal berupa merajalelanya perusahaan lintas Negara (TNCs) yang dalam dinamika tertentu berubah menjadi penyebab utama dari keadaan tersebut. Akibatnya, masyarakat pun mengalami dampaknya dimana mereka dipaksa bekerja ekstra keras dengan upah yang tidak layak.

Selain itu, kegiatan industri, terutama di sektor perkebunan, pertanian, dan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan raksasa dan transnasional menjadi salah satu penyebab pemanasan global dan penghancurahan lahan-lahan produktif masyarakat. “Belum lagi akibat langsung yang ditimbulkan karena perubahan iklim yang drastis seperti kekeringan yang berkepanjangan, banjir yang terjadi hampir setiap tahun, longsor, badai. Semuanya menyengsarakan rakyat yang terus menerus mengalami proses pemiskinan,” ungkap Said.

Oleh karenanya dalam merespon dinamika kehidupan rakyat Indonesia tersebut, civil society seperti Muhammadiyah perlu memberikan pendampingan teknis di lapangan kepada masyarakat untuk kembali bangkit dari keterpurukan bangsa. “Selain itu MPM juga merasa perlu memberikan advokasi kebijakan publik bagi sehingga kebijakan tersebut berpihak kepada masyarakat,” urai Said.

Dalam rangkaian Rakernas tersebut, diagendakan Menteri Negara Lingkungan Hidup , Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta akan memberikan keynote speech mengenai Perubahan iklim dan Pengaruhnya bagi kehidupan rakyat. Selain itu, acara tersebut juga direncanakan dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin; Dirjen KP3K Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Sudirman Saad; Ketua KPK, Dr. Busyro Muqoddas; Budayawan Emha Ainun Nadjib.


Tags: angka kemiskinan, rakernas mpm
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: majelis pemberdayaan masyarakat pp muhammadiyah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website