Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Masalah Rasisme, Islam adalah Solusinya

Homepage

Masalah Rasisme, Islam adalah Solusinya

Rabu, 10-06-2020
Dibaca: 154

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA-- Menyoal Rasisme di Negeri Paman Sam, Pimpinan Cabang Istimewah Muhammadiyah (PCIM) Kerajaan Maroko gelar diskusi Webinar. Menghadirkan Nana Firman, Wakil Ketua PCIM Ameriak Serikat dan Akhmad Muktaf Haifani, Ketua PCIM Jerman Raya.

Wakil ketua PCIM Amerika yang aktif dalam berkegiatan dalam persoalan lingkungan atau ecological justice mengungkapkan bahwa, dalam diskursus yang dia lakukan terkait erat dengan isu rasisme. Menurutnya, semua ketidakadilan yang terjadi saling interseksional.

“Sehingga kita tidak bisa lagi melihat masalah sosial itu sendiri-sendiri, tapi harus saling ngobrol. Walaupun misalnya dengan isu lingkungan, juga harus tetap ngobrol dengan isu lain.” tuturnya pada (8/6) dalam sesi diskusi webinar oleh PCIM Kerajaan Maroko

Selama aktivitasnya dalam persoalan lingkungan, Nana menemukan bahwa ketidakadilan lingkungan atau persoalan iklim adalah turunan dari ketidakadilan-ketidakadilan yang lain. Mengulas sejarah Amerika, kekinian teori yang menyatakan bahwa Amerika ditemukan oleh Christoper Colombus banyak disanggah. Karena sebelum kedatangan Colombus, Benua Amerika sudah ada pendatang muslim dan dari Benua Afrika.

Pasca terjadinya kebijakan inkuisisi/inkuisista di Andalusia (Spanyol), Barat banyak melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia untuk memenuhi kebutuhannya. Termasuk perjalanan yang dilakukan oleh Colombus yang sampai di Benua Amerika. Padahal jauh sebelum itu, para pelayar muslim telah melakukan pelayaran mengunjungi tempat-tempat baru.

Seperti yang dilakukan oleh Mansa Musa atau Kekaisaran/Kesultanan Mali. Colombus dalam catatannya juga mengkisahkan, pasca berlabuh di Kepulauan Karibia melihat sudah ada menara yang dibangun dan di sana dia juga mendengar suara adzan. Selain itu, kedatangan warga Eropa khususnya Inggris ke Benua Amerika juga terkait dengan kebebasan ekspresi agama mereka yang dibatasi oleh Kerajaan.

“Motiv kedatangan orang Eropa ke Benua Amerika adalah untuk tinggal, ini beda dengan Orang Muslim yang bermotiv hanya untuk berdagang Suku Indian.Di salah satu Suku Indian juga ditemukan nama yang agak ke Arab-araban.” katanya

Fakta tersebut menegaskan bahwa, Islam di Benua Amerika bukan baru datang ‘kemarin sore’, bahkan Islam datang sebelum adanya negara Amerika itu sendiri. Fakta lain adalah kedatangan Bangsa Eropa ke Amerika dengan motiv menempati wilayah tersebut, sehingga mereka melakukan genosida kepada penduduk atau bangsa asli Amerika.

Untuk memenuhi tenaga kerja kasar, bangsa Eropa kemudian mendatangkan orang-orang Afrika. Perbudakan yang dibawa dari Afrika ke Amerika terjadi pertama kali pada tahun 1600-an. Budak-budak yang dibawah dari Afrika waktu itu beragama Islam dan agama lokal. Mereka kebanyakan dipekerjakan pada sektor agrikultur, khususnya kapas untuk keperluan parbik benang.

Saat itu Amerika membentuk konstitusi, United State of Amerika (USA) merupakan gabungan dari 13 koloni. Namun sekarang sudah menjadi sekitar 50 negara bagian. Perbudakan ini juga menjadi cikal bakal adanya kapitalisme yang kemudian menjadi arus utama di Amerika bahkan dunia. Perbudakan berakhir pada 1865, ketika Amerika dipimpinan oleh Abraham Lincolin.

Persamaan status, yang awalnya warga kulit hitam sebagai budak menjadi warga biasa sama dengan warga kulit putih kemudian menimbulkan segregasi (pemisahan kelompok ras atau etnis). Kejadian ini dimulai dari tahun 1877 dan berakhir 1960-an. Meskipun dengan peraturan baru, namun nasib warga kulit hitam tetap mengalami diskriminasi dan kriminalisasi.

Menurut Nana, menyoal Rasisme di Amerika bagi kulit hitam dan muslim harus mengenal El-Hajj Malik El Shabazz atau yang lebih dikenal dengan nama Malcolm X. Dia warga Keturunan kulit hitam yang menegakkan kesetaraan ras, yang terilhami dari ajaran Islam yang plural terhadap perbedaan warna kulit.

“Islam saat ini menjadi solusi bagi kehidupan mereka yang awalnya tidak tahu mau ke arah mana yang depresi, dan kondisi mereka yang seperti saat ini.” Ungkapnya

Saat ini Nana bersama PCIM Amerika dan komunitas muslim Amerika menyampaikan pesan damai sesuai dengan pesan Rasulullah Muhammad SAW yang jauh sebelum disusunnya Human Right. Pesan agung Nabi Muhammad tersesbut adalah Orang Arab tidak lebih baik dari suku lain. Pesan ini menjadi legitimasi bagi para pejuang kemanusiaan, yang menuntut kesetaraan manusia atas warna kulit. (a’n)


Tags: PCIM, Rasisme, Amerika, Afrika, Indonesia
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website