Dorong Dakwah Kultural Lewat Sineas Film Muda Muhammadiyah
Dibaca: 111
MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah Sukriyanto AR menilai perkembangan dunia perfilman di Muhammadiyah cukup menghawatirkan.
Padahal, media film di era digital ini menurutnya sangat efektif dalam menyampaikan dakwah, keteladanan dan nilai luhur Muhammadiyah yang ditampilkan oleh para pendirinya.
Dalam serial diskusi Covid Talk on Tv bersama Lazismu dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Senin (13/7) Sukriyanto mendorong perfilman muda Muhammadiyah untuk terlibat aktif dalam dakwah kultural Muhammadiyah, termasuk bergabung di dalam LSBO.
“Kiai Dahlan itu sangat visioner, pandangannya jauh ke depan. Islam itu harus ditampilkan dengan bil hal (perbuatan) bukan hanya dengan bil lisan, bil qaul (perkataan) dan bil risalah (ayat) saja. Dengan kita filmkan orang akan lebih mudah paham keteladanan,” ungkapnya.
Menyambung Sukriyanto, sutradara film Sang Pencerah sekaligus tokoh kawakan perfilman nasional Hanung Bramantyo berharap nilai-nilai berkemajuan yang diamalkan oleh Kiai Dahlan lebih banyak tersampaikan melalui media film.
“Beliau adalah sosok yang kongkrit dalam melakukan dakwah Islam. Tidak orasi saja, tapi juga melakukan riset sosial di masyarakat dan memberi solusi,” kagumnya pada keberanian Kiai Dahlan hingga menerima resiko dan penghakiman buruk oleh sesama muslim lain pada masanya.
Karena itu, bersama LSBO Hanung mengaku siap untuk membimbing para perfilman muda Muhammadiyah untuk berkembang.
“Buat saya kembali pada sifat karakter Muhammadiyah yang progresif itu sendiri. Bahwa anak-anak muda Muhammadiyah harus berani Berkemajuan, seperti dalam Surat Al Ashr. Saya siap untuk menjadi mentor, mengawal teman-teman semua membuat film karena apa yang dilakukan Kiai Dahlan bisa membuat gerakan yang luar biasa secara kultural,” tegasnya.
LSBO PP Muhammadiyah telah membuat sejumlah film seperti “Meniti 20 Hari” (2017), “9 Perempuan Sejati” (2019) dan “Jejak Langkah 2 Ulama” (2020) tentang Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari. Film terakhir mendapatkan permintaan pemutaran dari 4.030 tempat.
Selain membuat film keteladanan tokoh-tokoh Muhammadiyah, LSBO juga menggarap film dokumenter dan film pendidikan anak dalam bentuk animasi.
“Sekarang (film animasi) sedang diproses. Ke depan kami ingin mewarnai dunia perfilman Indonesia melalui film pendidikan dan berkarakter,” pungkas Sukriyanto. (afn)
Tags:
Arsip Berita