Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Keberhasilan UM Purwokerto Berdayakan Kampung Sri Rahayu

Homepage

Keberhasilan UM Purwokerto Berdayakan Kampung Sri Rahayu

Rabu, 26-08-2020
Dibaca: 94

MUHAMMADIYAH.OR.ID, PURWOKERTO — Buah manis dakwah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berhasil ubah image buruk masyarakat  dan pangkas angka pengangguran di Kampung Sri Rahayu, Kelurahan Karangklesem, Puwokerto Selatan.

Stigma negative kampung yang memiliki luas kurang lebih 2 hektar ini begitu melekat. Pasalnya, kampung ini dikenal sebagai kawasan yang dihuni para gelandangan, pengemis, tuna susila, waria dan anak terlantar.

Hal tersebut juga diakui oleh Bupati Banyumas, Achmad Husain. Menurutnya, warga di desa Sri Rahayu ini memiliki background bukan yang baik. Warga kampong Sri Rahayu dikenal sebagai masyarakat yang “gemar turun jalan”, seperti untuk mengemis dan mengamen serta acuh terhadap sikap social mereka terhadap orang lain.

"Mengubah mindset seseorang itu susah apalagi mengubah mindset orang banyak. Sebuah ketelatenan serta kesabaran jika bisa mengubah mindset orang banyak. Saya salut dengan PSDK dan UMP yang melakukan hal itu dan menjadikan suatu perubahan yang sangat baik bagi masyarakat kampung Sri Rahayu ini dengan pengembangan kemampuannya," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima tim muhammadiyah.id pada (26/8).

Kampung Sri Rahayu awal terbentuknya sekitar tahun 1980-an. Sebelum terbentuk kampung, awalnya hanya ada beberapa orang yang mendiami kawasan tersebut dengan mendirikan gubuk atau bangunan nonpermanent lainnya. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan tersebut diikuti banyak orang dan menetap di kawasan tersebut.

Sementara itu, Rektor UMP, Anjar Nugroho berteerimkasih kepada semua pihak yang membersamai dakwah UMP pada kawasan tersebut. Khususnya kepada Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) UMP yang dengan telaten membersamai dan memberdayakan warga Kampung Sri Rahayu.

Beberapa program telah dilaksanakan untuk mengentaskan persoalan kemiskinan dan social lainnya. Seperti yang dilakukan dalam momen kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan PSDK, UMP mengadakan acara Gotong Royong Kemerdekaan. Acara tersebut meliputi launcing handicraft, ternak lele, khitanan massal, dan cek kesehatan gratis bagi warga kampong.

Anjar menyebut, ghirah dakwah yang dilakukan UMP adalah kelanjutan aksi yang telah dimulai oleh pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. Menurutnya, dakwah harus dimaknai secara utus dan dinamis. Artinya dakwah bukan hanya mengajarkan dan mendidik melalui mimbar atau ruang kelas. Melainkan dakwah juga bisa dilakukan dengan aksi langsung untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat.

"Dakwah itu konotasinya mengajak orang untuk berbuat lebih baik lagi, karena banyak orang yang harus mendapatkan bimbingan serta pendampingan agar memperbaiki hal-hal yang masih belum baik. Dakwah termasuk amal sholeh, jadi jika kita berdakwah brarti kita sudah mendapatkan amal sholeh," katanya

Bayu Triawa, Ketua PSDK UMP mengaku dirinya selalu tergerak dan semangat untuk mengajak masyarakat warga Kampung Sri Rahayu menjadi lebih baik. Katanya, mengajak warga untuk bergerak agar tidak diam di rumah serta merangkul mereka agar mendapatkan perkerjaan dan penghasilan halal yang lebih baik.

“Adapun beberapa kegiatan di PSDK UMP seperti pelatihan menjait, pelatihan ternak lele serta yang baru adalah pelatihan desain. Penghasilan mereka rata-rata sudah dapat mencapai 1,5 juta perbulannya, suatu kebanggaan yang luar biasa untuk mereka. Produk unggulan yang di hasilkan dari menjait adalah Keset dari kain perca yang sudah di Impor ke Malaysia dan Australia," tutupnya. (án)


Tags: UMP, Purwokerto, Berdayakan, Kampung, Sri Rahayu, Pemberdayaan, Muhammadiyah, PTM, Universitas
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website