Muhammadiyah - Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah
.: Home > Berita > Pendekatan HAM dan Gender Pada Penanggulangan TBC: Adil dan Setara untuk Sembuh!

Homepage

Pendekatan HAM dan Gender Pada Penanggulangan TBC: Adil dan Setara untuk Sembuh!

Jum'at, 04-09-2020
Dibaca: 135

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA —PR (Principal Recipient) TB ‘Aisyiyah kembali menggelar seminar daring melalui aplikasi zoom dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube PR TB ‘Aisyiyah tepat pada 13.00 – 15.45 WIB.  Seminar ini merupakan rangkaian kedua dari upaya pengembangan shelter yang dilakukan oleh PR TBC ‘Aisyiyah.

PR TBC ‘Aisyiyah mengangkat tema yang sesuai dengan marwah organisasi ‘Aisyiyah sebagai organisasi Muslim Perempuan, yakni “Pendekatan Hak Asasi Manusia dan Gender pada Penanggulangan TBC: Adil dan Setara untuk Sembuh!”.

Seminar daring ini dihadiri oleh 127 peserta yang terdiri dari 12 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah, perwakilan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah, PELKESI, PERDHAKI, para pengelola program SR dan SSR TBC Care ‘Aisyiyah, Manajer Kasus (pendamping pasien TBC Resisten Obat), Organisasi Mantan Pasien (OMP), organisasi masyarakat sipil, peneliti, pegiat sosial dan pegiat penanggulangan TBC serta tentunya Kader TBC sebagai garda terdepan upaya pendampingan kasus TBC di komunitas.

Tuti Alawiyah, MSSW, PhD, Program Manager PR TBC ‘Aisyiyahyang menyampaikan kiprah dan keterlibatan ‘Aisyiyah dalam penanggulangan TBC. Bahwasanya peran komunitas sudah menjadi salah satu mandat dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no 67 tahun 2016 tentang penanggulangan TBC.

Lebih lanjut, narasumber kedua yakni Prof. Alimatul Qibtiyah, S.Ag., M.Si., PhD, Ketua LPPA dan Komisioner Komnas Perempuanmenyampaikan informasi bahwa pendekatan HAM adalah sebuah hal yang mutlak dalam melaksanakan program pengembangan dan penampingan komunitas. Terlebih untuk pemenuhan hak-hak pasien TBC. Berkenaan dengan perspektif gender, Prof Alim menyampaikan bahwa gender bisa dianggap sebagai sebuah Gerakan yakni untuk menjadikan manusia bisa terbebas dari TBC.

“Untuk dapat implementasikan hal tersebut dibutuhkan Analisa gender yang melihat bagaimana kebutuhan praktis dan strategis dari perempuan dan laki-laki. Penting juga kiranya untuk menggunakan Analisa AKPM (Akses, partisipasi, kontrol dan manfaat) dalam Analisa gender. Kedua pendekatan tersebut bisa diterapkan untuk menjadikan shelter (rumah singgah pasien) berperspektif HAM dan gender dalam penanggulangan TBC,” jelas Alim.

Dalam kalimat penutup prof Alim menegaskan masalah TBC tidak dapat dilihat hanya sebagai masalah kesehatan, tetapi masalah TBC harus dapat kita dekati dengan masalah agama, keyakinan, perspektif ke-salingan dan juga perspektif HAM dan kesetaraan gender.

“Sudah saatnya para pihak dari berbagai macam unsur dengan berbagai latar belakang yang berbeda saling bekerjasama dalam penanggulangan TBC. Selamat untuk 'Aisyiyah yang telah membuat gerakan Indonesia Tanpa TBC yang luar biasa dan bagaimana memperlakukan pasien dengan bermartabat dan adil,”tegas Alim

Dengan semakin mengerucutnya pembahasan, moderator menginfokan kembali bahwasanya PR TBC ‘Aisyiyah telah memiliki 12 shelter yang dikembangkan sebagai pusat pelaporan dan rujukan kasus stigma dan diskriminasi.

Nevey Varida Ariani, SH., MH, Majelis Hukum dan HAM PPA & Balitbang Kemhukham RImenyampaikan informasi terkait pendampingan kasus pelanggaran HAM, diskriminasi dan persoalan gender pada isu kesehatan. Pada paparannya disampaikan bahwa pendamping kelompok terdampak TBC perlu menegakkan prinsip dan strategi dengan cara meningkatkan integritas, keahlian dan energi.

Hal ini diperlukan karena dalam proses pendampingan pasien, tidak hanya memerhatikan kesembuhan pasien tetapi juga terkait dengan penegakkan keadilan. Untuk itu, Pos Bantuan Hukum ‘Aisyiyah siap bersinergi dan saling bekerjasama untuk dapat meringankan beban pasien TBC. Terdapat 25 Posbakum ‘Aisyiyah yang tersebar di seluruh Indonesia di tingkat PPA serta PWA.

“Kedepannya menyambut baik kerjasama untuk mendorong penanganan TBC secara tepat dan efisien” tutur Nevey.(Syifa)

Sumber : Bunga & Rakhma


Tags: Aisyiyah, Perempuan, Kesetaraan gender, HAM, Adil dan Setara, Sembuh
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website